Minyak kayuh putih merupakan salah satu terapi aromatik  tradisional yang diwariskan dari nenek moyang kita. Apalagi sebagai negri di katulistiwa, tanah Nusantara ini sangat subur dengan tumbuhan obat yang terkenal bermanfaat.
Sejak kecil, saya memang suka memakai minyak kayu putih. Dan kebiasaan ini berlanjut hingga usia beberapa daawarsa sekarang ini. Kalau dulu, minyak kayuputih identik dengan bayi atau kakek nenek. Sekarang dengan hadirnya KPA alias Kayu Putih Aroma, siapa saja dari semua golongan usia tbolehlah lebih percaya diri berteman dengan kayu putih.
Tujuan utamanya tentu untuk memperoleh kehangatan dengan aroma yang kekinian yaitu  wewangian khas 'rose' dan 'lavender' . Dengan aroma yang mantap ini, orang di sekitar tentu akan nyaman dan kita juga semakin mantap tampil ala Gue Beda .
Yuk kita mulai ceritanya. Safari di Afrika? Sudah biasa! Â Banyak orang sudah pergi ke Massai Mara, Serenggiti, atau Ngorongoro di Afrika Timur dan juga Taman Nasional di Afrika Selatan atau Botswana yang terkenal. Tetapi kalau bersafari di Asia Selatan, di sebuah pulau kecil di sebelah tenggara anak benua India, tidak banyak orang yang pernah mengalami. Maklum tidak sekondang bersafari di Afrika.
Setelah berkendara lebih dari 3 jam menyusuri jalan-jalan di pantai selatan Srilanka , kendaraan pun  tiba di Tissamaharama, sebuah kota kecil yang merupakan pintu gerbang menuju ke Yala National Park. Disini, kami  sempat makan siang dahulu sebelum memulai pengembaraan di hutan belantara Srilanka. Rismi, pengemudi merangkap guide menyarankan saya untuk membeli 'mosquito repllant' atau krem anti nyamuk. Maklum sebentar lagi kita akan masuk ke hutan.
Untungnya saya selalu menyiapkan  KayuPutihAroma di tas sehingga cukup mengoleskan minyak beraroma lavender di sekujur tubuh, terutama wajah, tangan dan kaki yang tidak tertutup pakaian. Selain menghangatkan, juga berfungsi  sebagau obat anti gigitan nyamuk dan serangga.