Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ditemani Kayu Putih Aroma, Bercengkerama dengan Gajah Peramal Tsunami di Srilanka

19 November 2017   09:15 Diperbarui: 19 November 2017   09:22 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyak kayuh putih merupakan salah satu terapi aromatik  tradisional yang diwariskan dari nenek moyang kita. Apalagi sebagai negri di katulistiwa, tanah Nusantara ini sangat subur dengan tumbuhan obat yang terkenal bermanfaat.

Sejak kecil, saya memang suka memakai minyak kayu putih. Dan kebiasaan ini berlanjut hingga usia beberapa daawarsa sekarang ini. Kalau dulu, minyak kayuputih identik dengan bayi atau kakek nenek. Sekarang dengan hadirnya KPA alias Kayu Putih Aroma, siapa saja dari semua golongan usia tbolehlah lebih percaya diri berteman dengan kayu putih.

Tujuan utamanya tentu untuk memperoleh kehangatan dengan aroma yang kekinian yaitu  wewangian khas 'rose' dan 'lavender' . Dengan aroma yang mantap ini, orang di sekitar tentu akan nyaman dan kita juga semakin mantap tampil ala Gue Beda .

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Salah satu pengalaman tampil beda bersama  KayuPutihAroma adalah ketika mengembara ke hutan belantara di Srilanka. Bercengkerama dengan satwa liar di habitat aslinya dan melihat keindahan dunia ciptaan sang Khalik dari sudut pandang yang berbeda. 

Yuk kita mulai ceritanya. Safari di Afrika? Sudah biasa!  Banyak orang sudah pergi ke Massai Mara, Serenggiti, atau Ngorongoro di Afrika Timur dan juga Taman Nasional di Afrika Selatan atau Botswana yang terkenal. Tetapi kalau bersafari di Asia Selatan, di sebuah pulau kecil di sebelah tenggara anak benua India, tidak banyak orang yang pernah mengalami. Maklum tidak sekondang bersafari di Afrika.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Nah pada suatu kesempatan melanglang buana. Nasib membawa saya ke Srilanka, sebuah negara yang diasosiasikan dengan Rahwana , si Dasamuka dari negri Alenka. Ternyata kemolekan alam dan keramahan penduduknya membuat wisatawan pun betah menghabiskan waktu di negri ini. Apalagi biaya hidupnya pun termasuk murah.

Setelah berkendara lebih dari 3 jam menyusuri jalan-jalan di pantai selatan Srilanka , kendaraan pun  tiba di Tissamaharama, sebuah kota kecil yang merupakan pintu gerbang menuju ke Yala National Park. Disini, kami  sempat makan siang dahulu sebelum memulai pengembaraan di hutan belantara Srilanka. Rismi, pengemudi merangkap guide menyarankan saya untuk membeli 'mosquito repllant' atau krem anti nyamuk. Maklum sebentar lagi kita akan masuk ke hutan.

Untungnya saya selalu menyiapkan   KayuPutihAroma di tas sehingga cukup mengoleskan minyak beraroma lavender di sekujur tubuh, terutama wajah, tangan dan kaki yang tidak tertutup pakaian. Selain menghangatkan, juga berfungsi  sebagau obat anti gigitan nyamuk dan serangga.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Perjalanan dengan kendaraan khusus safari pun dimulai. Di pintunya tertulis "Refreshingly Srilanka Wonder of Asia".  Memasuki kawasan Nasional Park yang terkenal dengan macan tutul nya. Di dekat pintu masuk kita bisa mampir ke museum kecil dimana ada macan tutul yang telah diawetkan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jalan di dalam taman nasional hanya berupa jalan tanah yang dikeraskan. Ada sebuah papan besar bergambar macan tutul atau leopard dengan segala macam peraturan selama di dalam taman nasional. Salah satunya adalah batas kecepatan 25 kilometer per jam dan dilarang turun dari kendaraan. Tentunya nanti bisa dimangsa harimau. He he.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menikmati suasana hutan dan melihat kehidupan satwa liar memang mengasyikan. Di Yala, cukup banyak jenis satwa yang bisa kita lihat selain macan tutul.  Salah satu yang menjadi favorit adalah gajah yang banyak kita lihat bergerombol dan tampak jinak. Selain itu berbagai jenis burung yang hanya ada di Srilanka juga menghuni Taman Nasional yang pernah rusak parah  terkena dampak tsunami ketika gempa Aceh pada 2004 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun