Mohon tunggu...
Muhamad Taufik Poli
Muhamad Taufik Poli Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Pembangunan Indonesia Manado

Studi Ilmu Politik Email: taufikpoli0805@gmail.com Manado, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menentang Kolonialisme dan Feodalisme seperti Multatuli

3 Maret 2019   18:20 Diperbarui: 3 Maret 2019   19:03 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Multatuli adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820-1887) mantan asisten residen Lebak Banten pada abad ke 19. Dia kembali ke Eropa setelah mengabdi selama 18 tahun sebagai pemerintah Hindia Belanda. Dia kembali ke Eropa pada tahun 1856.Dengan kekecewaan atas ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda dan pejabat pribumi terhadap rakyat Indonesia, dia menuliskan protesnya dan segala kegelisahan hatinya yang sekarang merupakan karya monumental dari Eduard Douwes Dekker atau Multatuli yaitu novel yang berjudul Max Havelaar.

Max Havelaar merupakan karya sastra Multatuli yang menyadarkan masyarakat pribumi Indonesia sedang di jajah. Max Havelaar merupakan kisah bagaimana kolonialisme belanda dan feodalisme pribumi sangat begitu menindas rakyat miskin.

Kisahnya tertulis dalam buku ini bagaimana tindakan-tindakan yang tidak berpri kemanusiaan dialakukan oleh pejabat pemerintah Hindia Belanda dan Bupati yang tak lain adalah seorang feodalis pribumi yang sering memperkerjakan rakyat miskin tanpa upah dan kerap merampas harta benda milik rakyat Lebak.

Nurani Multatuli terusik atas siatem tanam paksa pemerintah belanda yang menindas pribumi. Dengan penggambaran seorang Max Havelaar yang sangat cinta terhadap keadilan dan merupakan sosok humanis, sangat menentang kesewenang-wenangan tanam paksa ini.

Max begitu risau dengan pengaduan masyarakat padanya atas kekejaman yang di terimanya. Ini membuat Max kemudian memprotes atas apa yang terjadi selama ini di Lebak. Tapi seakan tidak ada yang mendengarnya membuat awan mendung semakin tebal dalam hati dan fikiran Max.

Max Havelaar merupakan karya yang mendunia dan membuat pemerintah Belanda seakan terbuka matanya atas apa yang terjadi di negri jajahannya. Ini tak pelak langsung menggemparkan Eropa dan menyadarkan atas kekejaman kolonialisme.

Pramoedya Ananta Toer bahkan menyebutkan bahwa Max Havelaar merupakan kisa yang membunuh kolonialisme. Bagaimana tidak ? Kisah ini adalah cikal bakal atas lahirnya politik etis pemerintah Belanda terhadap Indonesia. Akibat adanya politik balas budi ini membuat pemerintah Belanda membalas dengan kebaikan untuk memberikan pendidikan terhadap masyarakat Indonesia.

Walaupun pendidikan ini hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya pada waktu itu, tetapi usaha Belanda ini membuat lahirnya orang-orang yang berpendidikan dari Indonesia. Orang-orang ini kemudian menjadi ancaman serius bagi pemerintah Belanda. Mereka yang menjadi ancaman bagi Belanda adalah pendiri-pendiri bangsa kita yaitu Ir.Soekarno, Hatta, dan lain-lain.

Mungkin bisa di katakan bahwa, awal mula pergerakan perlawanan berawal dari kisah Max Havelaar yang ditulis Multatuli ini. Para pelajar yang waktu itu berkesempatan menempuh pendidikan di Belanda kemudian mendapat kesempatan membaca buku ini dan menginspirasi melakukan perlawanan.

Multatuli adalah cerminan seorang kolonialis yang membuka aib bangsanya sendiri saking begitu cintanya terhadap keadilan. Karya yang diharapkannya dapat membuat orang tergerak nuraninya atas sistem kolonialisme Belanda telah berhasil membuat bangsa Eropa tergetar hatinya.

Pemerintah Belanda menyadari apa yang dinikmatinya dari Indonesia merupakan jerih kesakitan pribumi atas sistem kolonialisme. Betapa berpengaruhnya kisah Max Havelaar ini terhadap pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun