Mohon tunggu...
taufik footprint
taufik footprint Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Rumah Tangga

Keep smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Candu Rindu yang Menggebu

11 Januari 2014   02:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dawai hidup masih jauh dari kata sempurna, laksana seruas bambu yang terombang ambing ditengah laut biru dan tak tau arah tuju.

walaupun mimpi dan asa kian menyatu mencoba berkayuh ditengah deru demi deru, aku masih tetap terbelenggu akan kesalahan masa lalu.

siapa sangka aku yang dulunya jenaka berubah jadi manusia yang tak kenal tawa, siapa menduga aku yang dulunya riang kini menjadi manusia yang enggan gemilang.

ku yakin ini yang menjadi benalu ketika aku ingin memecahkan rindu cinta ku pada mu yang terlanjur membeku.

aku kehabisan kata-kata ketika aku benar merindu, merindu mu yang tak kunjung hadir, merindu mu yang tak pernah acuh, merindu mu yang tak mau tau kenapa aku masih disini.

tolong leraikan aku dari gelutan hasrat rindu yang terus mengekang, tolong luluhkan gumpalan hasrat yang terus mengikat.

beri aku waktu sayang, kan ku tunjukkan pada dunia bahwa aku bisa, aku mampu dan aku layak buat kau banggakan.

kasih, sungguh aku tak sanggup menahan gebuan candu rindu yang kian memedih.

@taufikfootprint

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun