Mohon tunggu...
Taufik Hasibuan
Taufik Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Alif Alif

Guru Alif Alif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Namanya "Prof Lafran Pane" Bandar Udara Aek Godang

8 Maret 2019   08:49 Diperbarui: 8 Maret 2019   09:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan hingga saat ini organisasi yang beliau dirikan tetap eksis dikalangan Mahasiswa seluruh Indonesia. bisa di pastikan diseluruh kabupaten/ kota HMI sudah kokoh berdiri cabang cabang dan terus berdiri cabang cabang persiapan seperti cabang Persiapan Padang lawas.

Prof. Drs. Lafran Pane (lahir di Padang Sidempuan, 5 Februari 1922 -- meninggal 25 Januari 1991 pada umur 68 tahun) dikenal sebagai salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tanggal 5 Februari 1947. Perihal perannya dalam HMI, Kongres XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsanya berdirinya HMI dan disebut sebagai pendiri HMI. 

Selain dirinya, ada beberapa nama lain yang disebut sebagai pendiri HMI, antara lain: Kartono Zarkasy (Ambarawa), Dahlan Husein (Palembang), Siti Zainah (Palembang), Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan, Singapura), Soewali (Jember), Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII), M. Anwar (Malang), Hasan Basri (Surakarta), Marwan (Bengkulu), Tayeb Razak (Jakarta), Toha Mashudi (Malang), Bidron Hadi (Kauman-Yogyakarta), Sulkarnaen (Bengkulu), dan Mansyur. Lafran Pane sendiri menolak untuk dikatakan sebagai satu-satunya pendiri HMI.


Salah satu peran  beliau ikut 'menculik' Sukarno dan Hatta. Beliau ada di antara pemuda-pemuda yang menculik Bung Karno ke Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta 'diculik' oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 dan diminta memproklamasikan kemerdekaan. Akhirnya, pada 17 Agustus 1945, Sukarno-Hatta mau memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ayah Lafran Pane adalah seorang guru sekaligus seniman Batak Mandailing di Muara Sipongi, Mandailing Natal. Keluarga Lafran Pane merupakan keluarga sastrawan dan seniman yang kebanyakan menulis novel, seperti kedua kakak kandungnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane yang juga merupakan sastrawan dan seniman. 

Sutan Pangurabaan Pane termasuk salah seorang pendiri Muhammadiyah di Sipirok pada 1921. Sedangkan Kakek Lafran Pane adalah seorang ulama Syekh Badurrahman Pane, maka pendidikan keagamaannya didapat sebelum memasuki bangku sekolah. Hal inilah mungkin yang melatar belakangi Pemda Tapanuli Selatan untuk mengganti nama bandara Aek Godang. 

Menimbang keluarga beliau juga menjadi tokoh tokoh berpengaruh di skala lokal dan nasional. penilaian ini dirasa cukup menjadi pertimbangan untuk memuliakan nama beliau sebagai nama Bandara.

Pemikiran beliau yang cemerlang menjadi sumber inspirasi dan juga menjadi latar belakang beliau menjadi salah satu tokoh intelektual di indonesia. salah satu pemikiran beliau tentang keislaman dapat kita lihat. Penjajahan dimungkinkan karena Belanda mengetahui lemahnya pendidikan Islam pada mayoritas masyarakat Indonesia. Islam mengajarkan bahwa semua manusia itu setara dan perbudakan amat ditentang.

Menurut Lafran Pane, tugas umat Islam adalah mengajak umat manusia kepada kebaikan dan juga menciptakan masyarakat adil makmur baik secara material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. 

Kebekuan pemikiran Islam saat itu telah membawa pada arti agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al-Quran hanya dijadikan sebatas bahan bacaan. Agama Islam tidak menempatkan sebagai agama yang universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu. 

Demikian memahami pemikiran Lafran Pane yang tidak lepas dari lingkungannya, yaitu negara Indonesia yang berpendudukan mayoritas beragama Islam, dengan segala realitas dan totalitasnya. Pemikiran Lafran Pane tidak bisa dipahami tanpa meletakkannya dalam suatu proses sejarah atau tradisi panjang yang melingkupinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun