Mohon tunggu...
Taufik Hasibuan
Taufik Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Alif Alif

Guru Alif Alif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PKH Pancing atau Ikan

20 Februari 2019   17:03 Diperbarui: 20 Februari 2019   17:41 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, senyum sumringah terlihat jelas di wajah ibu separuh baya itu, Sebut saja namanya Nurlove Hasibuan, Menikah dengan Merlev Siregar. Pasangan ini dikarunia 4 orang anak, Paling sulung duduk dibangku Tsanawiyah yang tidak berapa jauh dari rumahnya. Anak Kedua mereka kini duduk dibangku SD kelas V. sedang anak ketiga kelas III, dan yang paling bungsu masih usia TK. Keluarga ini masuk menjadi salah satu yang menerima bantuan dari Kementrian Sosial yang di sebutkan dengan Program Keluarga Harapan (PKH)

Sehari hari keluarga ini bekerja sebagai petani, dengan meminjam lahan milik orang lain. sesudah panen baru dibayar sebagai upah dari memakai lahan tersebut. Upahnya bisa saja padi hasil panen, atau sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan antara pemilik lahan dengan pemakai lahan sawah. Dikampung si merlev musim bertanam padi tidaklah menentu sesuai dengan kondisi cuaca, bisa tiga kali dalam satu tahun, dan bahkan seperti tahun 2015 lalu, mereka hanya bisa menanam padi sekali saja disebabkan kemarau panjang yang terjadi. Dalam bahasa ilmu sosialnya disebut denga sawah tadah hujan. Kampung tersebut bernama Desa Siolip, satu desa kecil di wilayah kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara.
Tidak jarang merlev dipanggil oleh beberapa orang pemilik kebun untuk memanen kebun sawit miliknya, Dan tidak jarang sebagian pekerja pemanen sawit sudah mendapat kontrak, meskipun tanpa perjanjian kerja dan pesangon, sebagai pekerja pemanen kebun miliknya. orang kampungku menyebutnya dengan istilah "ancak" yang bermaksud kebun milik orang lain yang sudah di nobatkan bahwa pemeliharanya, pembersihan pemanen dan bahkan untuk menjual hasil kebun sawit tersebut, di berikan kepada satu orang yang dipercayai. Kebetulan Merlev memiliki beberapa ancak sawit sebagai tambahan biaya hidup, keuntungannya kebun sawit panen hanya sekali dua minggu. Jadi bisa di tentukan kapan di ancak yang ini. dan kapan di ancak yang itu. sesuai dengan kesepakatan mereka bersama.

Dari hasil pertanian dan juga sebagai buruhlah Merlev menghidupi keluarganya, membiayai keperluan sekolah anak anaknya dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka. Jika hasil memanen Sawit banyak tentunya Merlev akan mendapatkan upah yang banyak, begitu juga sebaliknya jika hasil panen sedikit maka upah yang didapatkannya juga semakin sedikit. dan tidak jarang Hasil panen sawit melimpah, namun harga sawit murah. atau harga mahal tapi hasil panen sawiit sedikit. boleh dikatakan upah mengerjakan adalah tergantung hasil panen dan harga sawit itu sendiri.
Kebutuhan Ekonomi yang terus meningkat, sementara sumber penghasilan tidak bertambah menjadi salah satu penyebab ekonomi keluarga merlev terus berada dalam titik kemiskinan. penghasilan yang pas pasan hanya cukup membiayai kebutuhan sehari hari mereka saja. dan biaya anak anak sekolah yang terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia mereka. kondisi inilah yang memaksa otak Merlev untuk terus mencari solusi menutupi kebutuhan hidup yang terus merangkak naik dari hari ke hari.

Laksana air hujan dimusim kemarau, laksana air bagi pengembara di padang tandus yang kehausan mengharap setitik air. meski hanya sekedar melepas dahaga, namun sudah lebih dari cukup untuk bangkit dan meneruskan mimpi mimpi yang tertunda selama ini. Menata kembali langkah untuk menapaki kehidupan yang kian memaksa. Lewat program kementerian Sosial disebutlah namanya dengan Program Keluarga Harapan (PKH).  di era Kepemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)
Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.

Dengan Adanya Program Keluarga Harapan ini, perlahan lahan Ekonomi keluarga Merlev mulai bangkit, Yang dulunya sebagai pekerja serabutan kini sudah mulai membuka usaha warung bakso dan mie ayam. bermodalkan bantuan PKH menjadi mata Pancing yang mengail pintu pintu rizki selanjutnya, jika dulu menjadi buruh pemanen kebun sawit para tetangga, sekarang sudah mulai memanen sawit kebun sendiri. berkah usaha yang dirintis mulai dikembangkan dengan usaha usaha yang lain, dengan arti kata PKH yang menjadi mata pancing untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Tentunya ini hanya sebagian contoh kecil di antara Masyarakat penerima BANTUAN PKH. Jika di persentasikan 10 : 3, artinya dari sepuluh yang menerima bantuan hanya tiga orang yang sukses mengembangkan usahanya, atau menjadikan modal dasar apa yang telah mereka terima dari kementerian Sosial. Dengan kata lain program yang telah dicanangkan oleh pemerintah ini sejak 2007 perlu evaluasi lebih mendalam. apakah yang di salurkan Pancing atau ikan.

Jika kita Bandingkan dengan Negara Tetangga Brunai Darusaalam tentunya subsidi pemerintah RI kepada rakyatnya masih sangat Jauh,  Negara yang menganut monarki ini memberikan subsidi pada satu keluarga sejumlah $ 500 atau setara dengan 5 juta rupiah per rumah tangga. Fantastis bukan? bahkan bagi penyandang cacat mendapat $250 setiap bulannya.

Melihat wilayah indonesia yang 1000 kali lebih luas dari Negara Brunai tentunya apa yang sudah di berikan oleh pemerintah sudah lebih dari cukup, 250 juta jiwa bukanlah angka yang sedikit tentunya. Berkaca dari realita dilapangan ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam program pengentasan kemiskinan lewat Program keluarga Harapan ini. agar program yang di gadang gadangkan ini mampu mengentaskan kemiskinan terstruktur di wilayah NKRI ini. Kemiskinan yang terkadang menjadi topeng untuk mendapatkan subsidi pemerintah. pun juga agar tepat sasaran membangun manusia indonesia yang mandiri dan berdaya saing.

1. Berikan Pancing
Secara kasat mata bantuan uang tunai tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin, namun ketika hal ini diberikan justeru membuat masyarakat semakin malas untuk mengeksploitasi kemampuan personalnya untuk mencari sumber sumber lainnya. arti kata bantuan yang diberikan tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk modal usaha. bahkan sering di temui dilapangan bantuan yang diberikan digunakan untuk keperluan Membayar kredit kreta, kredit bank bahkan tidak jarang digunakan hanya sekedar menambah isi rumah. Tentunya hal ini sudah lari dari tujuan pemerintah yang ingin neningkatkan penghasilan justeru semakin menurunkan mata pencahariannya.

Kedepan diharapkan bagaimana program pemerintah ini bisa menambah kompetensi, menambah keahlian dan ilmu bagi masyarakat agar bisa menjadi modal pengetahuan dalam menggeluti sumber usahanya, lewat pelatihan, kursus, atau bila perlu bantuan tidak berbentu uang akan tetapi benda sesuai dengan keahliannya masing masing.

2. Tepat sasaran
Tepat sasaran yang dimaksud adalah bagaimana supaya orang orang yang mendapat bantuan benar benar layak dan pantas untuk di bantu, tidak cukup hanya disitu, harus betul di seleksi yang benar benar siap di bina dan di bimbing oleh PKH supaya memiliki kemandirian ekonomi. jadi petugas PKH tidak hanya sekedar mendata, menyalurkan dan mengevaluasi. akan tetapi mereka harus terus membimbing dan mengawalnya, jadi tidak mesti menunggu 6 bulan baru evaluasi, jika dalam satu bulan dia sudah mandiri, memiliki usaha sendiri maka di alihkan kepada yang lain yang membutuhkan.
Dengan demikian Program Keluarga Harapan benar benar menjadi harapan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. mereka diberikan Pancing Bukan Ikan agar kemandirian bangsa semakin tumbuh dan berkembang di tengah Masyarakat.
#Program keluarga Harapan
#Program Kementrian Sosial

Penulis
Taufik Akbar Hasibuan
Aktifis sosial

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun