Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru: Tangan Kanan Keajaiban di Masa yang Akan Datang

25 November 2021   16:15 Diperbarui: 25 November 2021   16:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang kalau Bangsa ini sudah gagah dan paling berkuasa, apa yang akan kamu lakukan? Untuk apa engkau membutuhkan kegagahan dan kekuasaan? Jangan bilang hanya untuk alasan keamanan ataupun keselamatan, yang mungkin akan menjadi warisan anak cucu atau agar semua negara di dunia menjadi segan.

Kapan kita menjadi dewasa kalau yang didamba ternyata ingin menjadi yang paling hebat. Baik dalam kehidupan pun term yang dipakai adalah sebuah kompetisi, perlombaan. 

Akan tetapi, perlombaan itu bukan diarahkan untuk menunjukkan siapa yang paling hebat, siapa yang paling pintar, atau siapa yang paling berkuasa. Karena sudah pasti kita sudah mengetahui bahwasanya perlombaan itu tentang kebaikan.

Sah-sah juga ketika kehebatan, kecerdasan, kekuatan, ataupun kekuasaan itu dijadikan sebagai sebuah alat untuk mencapai kebaikan. Para nabi juga menjadi suatu representasi dari sifat-sifat tersebut. 

Namun, apakah kita sendiri seyogyanya mampu menggunakan alat tersebut? Apakah kita mampu dan siap atas segala konsekuensi yang harus diterima apabila mengambil salah satu alat itu?

Zaman telah berkembang, situasi pun berubah. Kita tidak mungkin tidak menyesuaikan diri dengan keadaan. Sedangkan manusia sudah memiliki bekal kemampuan sebagai makhluk yang paling baik untuk beradaptasi, tapi mengapa kita semakin kehilangan kepercayaan diri untuk mampu menengarai arus perubahan yang sudah pasti?

Tidak mungkin kita hanya mengandalkan orang-orang tertentu untuk selalu dijadikan role model dalam mengembarai kehidupan, sedang kita memiliki takdir dengan beban-beban ujian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 

Masing-masing dari kita memiliki track, labirin, atau rute yang masing-masing memiliki keunikan dan keindahannya sendiri dengan alat atau kendaraan yang juga mesti disesuaikan dengan track-nya masing-masing.

Maka dari itu, tiap-tiap dari manusia membutuhkan sesosok guru. Butuh  seseorang yang dapat dicontoh, bukan karena pakaian dinasnya saja, namun juga akhlaknya. Guru sangatlah berbeda dengan tenaga pendidik. Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa, sedang tenaga pendidik jelas butuh bisyaroh jasa atas tenaganya.

Guru tidak hanya seorang pengajar, namun juga seorang pembimbing. Seroang guru akan membantu kita menemukan motif dalam diri kita untuk terus-menerus belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun