Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bewol: Pentingnya Arti Keselamatan

27 Agustus 2021   15:04 Diperbarui: 27 Agustus 2021   15:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash/fikri-rasyid

"Ya tadi kan sudah aku bilang, sekalipun hanya meminta petunjuk, ternyata ada banyak batas kemampuan yang aku miliki. Semakin beranjank dewasa, ternyata kemampuan pun butuh ketahanan berupa kekuatan. Bahkan ketika aku minta petunjuk jalan lurus pun ternyata itu masih absurd, sebab kita akan banyak berbenturan dengan banyak prasangka. Maka dari itu jalan lurusnya tak ganti jalan keselamatan. Aku revisinya saat SMA. Bayangkan betapa lamanya aku sadar akan keegoisanku!"

"Jalan lurus itu bukannya termasuk keselamatan juga atau keselamatan termasuk di dalam jalan yang lurus?" Gus Welly masih penasaran.

"Kamu bayangkan saja Gus, kira-kira kalau engkau berada di jalanan menuju tempat yang lebih tinggi, kira-kira enak jalannya lurus atau berkelok-kelok? Kira-kira lebih aman yang mana? Benar apabila dibuat jalan lurus akan cepat sampai dan mempersingkat waktu, tapi apa resikonya juga bertambah semakin besar? Berkelok-kelok mungkin akan memakan waktu lebih lama, tapi apabila kita menikmati dengan sabar, tidakkah kita tidak sampai? Malah kita mendapat bonus dengan lebih banyak menikmati keindahan, bukan?"

"Oiya, ini seperti perdebatan mengenai mana yang lebih penting antara hasil dan proses. Jika kita fokus kepada hasil, kita menjadi tidak terlalu mementingkan proses. Padahal, kalau dalam rentang waktu kehidupan, apakah ada yangbenar-benar bisa disebut sebagai hasil, kecuali kematian? Semua adalah proses, dan di setiap proses itu merupakan step-step yang sudah pasti kita membutuhkan pertolongan dan perlindungan agar mendapati keselamatan. Coba bayangkan Gus kalau kita abai?" lanjut Bewol.

Bewol menyadari betapa dirinya tidak memiliki kuasa apapun atas keselamatan, bahkan tanpa petunjuk terang sebuah cahaya, Bewol menyadari betapa besar potensi dirinya mengalami ketersesatan. Tanpa petunjuk dan keselamatan yang dibawa, bagaimana mungkin dirinya sanggup untuk menangkap rahmat, rizki, atau ridho yang banyak tersebar apabila dirinya abai terhadap segala petunjuk?

Shiratal mustaqim yang sering ditafsiri sebagai jalan yang lurus, bukan berarti sama dengan tafsir akan makna jalan lurus secara wujud atau lahiriah. Kita tidak akan pernah tahu dan sekalipun tidak akan mengetahui. Kita hanya bisa memohon petunjuk serta keselamatan. Sebab sebaik apapun usaha dan daya yang kita lakukan, subjek utama segala perubahan tetaplah Dia. Dia Yang Maha Kuasa atas segala hal, Tuhan Semesta Alam.

"Terus jadinya bagaimana bunyi doamu sekarang? Sampai sekarang masih?"

"Alhamdulillah masih, jadi 'Ya Allah berilah hambamu ini kekuatan, serta tunjukkanlah jalan keselamatan untuk mencari rahmat, rizky, dan ridhomu, agar hamba dapat membatu keluargaku, saudaraku, teman-temanku, serta orang-orang di sekitarku."

"Oiya, Gus! Jangan diajarkan sama santri-santrimu lho, bid'ah itu! Tidak ada landasannya."

Gus Welly pun hanya cengar-cengir mendengar kekhawatiran Bewol tersebut sembari berkata, "lhoh, kamu tidak mau berbagi keselamatan?"

"Jangan, nanti malah tambah ngruweti! Nanti ada yang bilang jamaah tarekat Bewoliyah. Duh gak kuat aku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun