Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggadai Cinta

21 April 2021   15:54 Diperbarui: 21 April 2021   15:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash

Aku memacu laju waktu membersamai semilir angin
Menyambut senja yang biasa-biasa saja
Di banyak para penanti waktu berbuka yang gegap gempita
Padahal baru menahan 1 kebiasaan rakusnya di antara dua temaram

Orang terkadang macak aneh biar lucu
Atau kadang macak lucu biar dianggep aneh
Lalu orang makin kesini makin suka yang aneh-aneh biar dikira gila
Dan lucu bin anehnya, gila itu biar dianggap sudah mendapat karomah

Gagah gunung pun mampu terhijab oleh awan mendung
Hijau tetumbuhan pun hilang terselimut oleh kabut kelabu
Kuarungi bayang yang nampak elok menanjak seperti jalan surga nan menyesatkan jiwa
Atau kulabrak nyata jalan menukik bak terlempar ke pintu neraka nan sungguh membahagiakan angkara

Hai Sang Suci,
Sediakah engkau membuka tabirmu?
Di banyak janji yang engkau tawarkan sekaligus dilipatgandakan,
Haruskah aku ingkar terhadap kataku dan menggadai cintaku?

***

5 Ramadhan/1442 H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun