Kemesraan yang membawa kami semua mengarungi malam menjelang fajar dengan penuh kegembiraan.
Sedikit merambah malam yang tercerahkan, terlebih setelah dihibur oleh beberapa lagu dari Letto ft Gamelan Gayam 16. Suara-suara khas yang mengisi celah-celah jarak antar nada seperti melengkapi dan menambah keindahan musik.Â
Tapi, keindahan itu tak akan berguna sama sekali tanpa adanya kemesraan antar semua pihak yang terlibat.
Mas Sabrang memulai dengan mencoba memaknai kata Kosha, yaitu sebagai suatu bagian atau lapisan dalam tubuh  yang telah dimaknai dari masa pra-islam.Â
Kosha sendiri terbagi menjadi 5 bagian, dari annamaya kosha, pranamaya kosha, manomayakosha, vijnanamaya kosha, dan anandamaya kosha. Masing-masing dari bagian itu dijelaskan oleh Mas Sabrang secara detail dengan bonus lagu yang menggambarkan lapisan-lapisan tersebut.
Mungkin disini hanya akan diambil poin pentingnya saja, karena detil penjabarannya bisa sangat luas. Belum pemaknaannya ketika ilmu itu masuk ke dalam akal pikiran kita masing-masing. Sederhananya, annamaya kosha merupakan bagian terluar dari tubuh kita, yang masih bisa kita rasakan menggunakan lima pokok indera kita sebagai manusia.
Di lapisan berikutnya ada pranamaya kosha, merupakan bagian energi di dalam tubuh. Energi ini keluar apabila lapisan pertama terpenuhi kebutuhannya. Energi itu semakin sensitif ketika seseorang sedang puasa.Â
Ketika annamaya kosha-nya ditahan, maka pranamaya kosha pun akan keluar. Lalu, ada manomaya kosha, yang merupakan tempat dimana intelektualitas, emosionalitas, dan mentalitas berada.Â
Mas Sabrang mencotohkan ketika sedang putus cinta, Walaupun sudah melupakan, tapi tidak bisa benar-berar melupakan dan sudah pasti suatu saat akan teringat kembali. Itulah manomaya kosha.
Dua lapisan terakhir menjadi kepingan pecahan yang lebih lembut. Tapi tak menutup kemungkinan kita bisa sedikit belajar lalu niteni dengan apa yang terjadi dalam keseharian hidup masing-masing.Â