Dan jangan sangka aku ini adalah aku. Kamu hanya bisa berprasangka bahwa aku ini seperti wujud yang tergambar oleh cahaya yang masuk ke dalam matamu. Aku yang terdapat pada halaman pertama, bisa sangat berbeda dengan aku yang terdapat pada halaman kedua, dan aku-aku yang eksis di halaman-halaman berikutnya.Â
Aku memiliki banyak sisi yang tidak bisa begitu sederhana engkau maknai salah satu sisinya. Karena itu hanyalah kepingan yang sangat variatif dan kompleks. Karena aku sendiri, belum menemukan dan masih terus berjuang mencari aku.
Akan tetapi, kata-kata itu sendiri akan sangat berguna bagi manusia sebagai salah satu media informasi dan komunikasi. Kata-kata bisa menjadi sebuah bukti ingatan sejarah, keindahan ungkapan rasa cinta, ataupun senjata manipulasi untuk membalikkan fakta. Andai saja kata-kata ibarat janji bagi mereka yang menciptanya. Andai saja para pencipta kata itu menyadari asal muasal ide yang tercurahkan hingga mampu dituangkan menjadi kata.
Bahwasanya ada Sang Maha Kata-Kata yang sudah pasti menepati segala janjinya. Penyair sejati yang selalu mempertahankan keindahan kata, yang tersurat maupun yang tersirat. Yang tak pernah menagih hak cipta-Nya akan kata-kata yang banyak dimanipulasi demi keuntungan maupun kekuasaan. Â Wa man aufaa bi'ahdihii minallah (9:111), dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?