Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Bosan Merayakan Kemerdekaan

19 Agustus 2019   16:23 Diperbarui: 19 Agustus 2019   16:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: okezone.com

Sepertinya terlalu biasa jika hari kemerdekaan hanya diadakan upacara bendera yang begitu-begitu saja. Hingga jangan harap nasionalisme yang tumbuh juga biasa-biasa saja. Tergantung. Kalau sudah pensiun atau tidak menjabat menjadi pegawai negeri, atau mungkin aparat keamanan, sudah tidak ada kewajiban juga untuk ikut mengikuti acara seremonial ini.

Bukan bermaksud mematahkan ataupun melunturkan semangat nasionalisme, akan tetapi nilai apa yang dapat diambil dari seremonial itu? Bertahan seberapa lamakah hagemoni rasa jiwa kepahlawanan kita? Atau jangan-jangan hanya takut ancaman peraturan struktural dinas yang terlalu mengikat. Bukan berarti mengesampingkan mereka yang tulus mengabdi kepada bangsa tanpa embel-embel seragam pemerintahan.

Adakah cara lain yang patut untuk dicoba? Untuk setidaknya merasakan sebuah rasa sakit, pengorbanan, atau bahkan perjuangan.

"Disaat tanggal merah, sebagai orang yang merdeka sudah sewajarnya hak untuk mendapatkan waktu istirahat terpenuhi, kan?" keluh Bewol kepada Gus Welly.

"Cuuk, hanya suruh bangun pagi dan upacara bendera koq rasa-rasanya berat sekali. Tidak taruhan nyawa juga, hanya suruh setor badan aja masih kebanyakan ngeluh gitu." Jawab Gus Welly.

"Bukannya begitu, bosen aja. Dari jaman masih sekolah sampai udah jadi buruh masih sama, dari pembaca naskah UUD 1945 sampai hanya jadi peserta yang masih sama. Yang paling berkesan tak lebih dari kelupaan membawa topi, sabuk atau rambut yang sudah terlalu gondrong sampai mesti mencoba menyembunyikan diri di tengah barisan."

"Terus ketahuan gak?"

"Ketahuan, dimakan teman sendiri! Terkadang yang terlihat paling ingin menyelamatkan, justru dialah yang terlihat paling mudah untuk menyengsarakan." Gerutu Bewol sambil cengar-cengir mengingat masa-masa sekolahnya.

"Pantas saja kalau rasa patriotismemu masih sangat minim, terlebih lihat reaksimu yang seperti itu."

Sebelum offside menerapkan sikap patriotisme, setidaknya kita mengerti' apa dan kemana' tujuan yang akan dilakukan untuk memperjuangkan suatu perubahan. Untuk kemajuan bangsa yang seperti apa? Kaya? Sejahtera? Adil? Bahkan definisi 'maju' bagi sebuah bangsa yang dimaksud seperti apa? Hanya berlandaskan ego sudut pandang pribadi, atau rasa kebersamaan yang membawa keselamatan bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun