Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelaparan!

5 Juli 2019   16:13 Diperbarui: 5 Juli 2019   16:20 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nanya serius, nih!"

"Anjing ciptaan siapa? Masjid ciptaan siapa? Adakah masjid ciptaan-Nya? Manusia sama anjing tua siapa? Segala kehebohan di jagad media merupakan salah satu akibatnya jika kita mematerikan sebuah masjid, disaat masjid itu sesungguhnya bersemayam di dalam dirimu, dan ketika merasakan itu maka segala ruang di semesta ini dapat kau sulap menjadi tempat peribadatanmu."

"Tapi yang jadi masalah anjing itu kan najis!"

"Kamu itu menghormati ciptaanNya yang lebih tua saja belum bisa, bagaimana mungkin kamu merasakan kasih sayangNya. Jika pun anjung itu tidak diperkenankan masuk ke dalam masjid tersebut oleh Allah, itu akan sangat mudah bagiNya. Bukankah segala sesuatu itu terjadi atas ijin-Nya? Kalau sudah masuk berarti sudah mendapatkan ijin, kan?"

"Betul.. betul, lucu juga yaa.."

"Menggoda manusia yang merasa dirinya sangat agamis itu sangat mudah daripada menggoda orang gila! Jika kelaparan mereka sama ratakan dan dianggap bisa menimbulkan sebuah halusinasi, maka secara tidak langsung dia tidak sadar akan dirinya yang penuh delusi pemikiran atas apa yang dianggapnya benar."

"Lagian daripada menganggapnya berhalunisasi, kan lebih baik kalau langsung diajak ke burjonan."

"Nah, menurutmu hanya masalah perut aja yang bikin kelaparan, liat saja mereka yang mengambil yang bukan haknya, mereka juga tengah kelaparan karena tidak cukup dengan apa yang dimakan. Berita-berita yang katanya hoax itu pun ada juga karena ada yang sedang lapar akan pertikaian dan memenuhi dahaganya atas kekuasaan."

"Lha nek ngelih e ngono kui ya ra mampu nek dewean, klenger aku..Burjonan kui opo paling ya ra ngerti, cuk!"

"Kenapa? kamu takut sendiri? Makanya aku mending berjalan sendiri daripada mesti memberitahumu. Bagaimana kalau aku suka klenger?"

 Katanya sembari menikmati obrolan ketidakjelasan yang menggembirakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun