Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Joker dan Sengkuni

5 April 2019   14:45 Diperbarui: 5 April 2019   14:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" I used to think that my life was a tragedy. But now I realize, it's just a comedy." Kata joker dalam sepenggal trailer yang baru-baru ini sedang viral. Joker berfikir jika kehidupannya tak lebih dari sebuah tragedi karena nasib malangnya, namun akhirnya dia sadar jika semua hidupnya tak lebih dari sekedar komedi. Memang dunia ini bak panggung sandiwara. Spenggal kata Joker tadi memiliki makna yang hampir sama dengan kata Sang Pemilik Dunia, "illa la'ibun wa lahwun" kecuali hanya permainan dan sendau gurau belaka.

Lalu, coba kita menengok dengan aksi monolog seorang tokoh Sengkuni yang menjadi kata-kata penutup teater Sengkuni 2019 karya Emha Ainun Najib. "Orang baik membenci saya karena kejahatan saya, orang jahat menbenci saya karena saya jadi sumber kejahatan. Banyak orang licik dan munafik, tapi Sengkuni yang disalahkan. Saya jahat karena ditindas, sementara kalian jahat karena pribadi kalian memang hina. Kalian lebih berbahaya karena bernafsu saling memusnahkan." Sebuah pesan moral yang memang sangat menyinggung keadaan masyarakat belakangan ini.

Dari kedua tokoh antagonis tersebut, kita bisa belajar bahwa sesungguhnya kita bisa mengenal kebaikan karena ada yang dinamakan kejahatan. Sayang, Sengkuni dalam dunia pewayangan tak semoncer atau tak mungkin bisa viral layaknya Joker di dalam dunia perfilman.

Jika kamu suka dengan tokoh protagonis, mungkin itu sedikit menggambarkan dirimu yang masih haus akan pujian atau pengakuan dan mentalmu yang masih ingin menghindar dari zona tidak nyaman. Padahal semakin kamu merasa baik, justru bukan sebuah kenyamanan yang akan datang, yang berbentuk pembenaran untuk pembelaan lakumu. Cinta tak akan pernah ingkar membingkai lara, tinggal seberapa berani kamu menggenggam lara itu.

Bukankah semakin tinggi pohon, angin yang bertiup pun semakin kencang? Baik dan buruk selama kita masih hidup tak lebih hanyalah sebuah sangkaan manusia. Tak selamanya kamu akan berada di pihak yang baik, sekali-kali kamu akan terjerumus di pihak yang buruk. Namun, itu tak mengapa, yang penting kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Justru dari prasangka-prasangka itulah akan lebih banyak hikmahnya. Dari biji yang mungil ini akan tumbuh bunga yang indah dan menghasilkan ratusan buah yang manis. Tenang saja, biasanya semua hanya masalah waktu, tinggal permasalahannya adalah kepada siapa harapanmu itu kita gantungkan. Kalau yang jadi gantungan hanyalah kesementaraan dalam rentang waktu, kacau sudah.

Sang Maha Sutradara sekali lagi menegaskan dengan perkataan yang sama dengan surat Al-An'am, hanya saja kali ini Dia sedikit menegaskan pada surat Muhammad, "Sakjane urip iku yo mung dolanan ro guyonan."

"Apa mungkin Joker adalah titisannya Sengkuni?"

"Joker : The Son of Sengkuni!"

Ah, sepertinya pikiranku mulai mengerak semakin tidak jelas dan merusak suasana! Mana ada hubungannya Seorang Patih kerajaan Hastina dan Seorang Badut Gotham City? Tapi, setidaknya mereka memiliki sebuah penderitaan yang menyatukan dan akhirnya menggelikan. Dan, setidaknya saya tidak jadi pulang, kan?

 5 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun