Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gumam si Asee

24 Maret 2019   10:39 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah cukup banyak berkelana dengan kata-kata di pagi ini, semua terasa semrawut. Kesemrawutan tentang keindahan kata-kata yang tersusun rapi sedang otak ini sudah terlanjur ruwet untuk dapat mencernanya. Terlalu banyak program berjalan di tubuh ini, sehingga sisa memori RAM di otakku serasa panas. Hingga nge-lack-pun pasti akan terjadi.

Panas, aku butuh pendingin seperti kipas radiator untuk mendinginkan mesin yang panas akibat terlalu banyak menjalankan program dalam satu waktu.

Sejenak aku menghadap Asee --sebuah julukan kotak pendingin yang terpampang di dinding-, dan kuberondong ia dengan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.

"See, mbahmu siapa tho, penting ini?" 

"See, tugasmu itu membantuku membuat dingin, tapi kenapa otak dan hatiku masih saja panas?"

"See, kamu hoax yaa?"

Dengan layar remote menunjukkan angka 16 dengan keterangan sok 'cool'nya. Hawa terasa semakin gerah karena ia tak kunjung memberikan kesejukan. Bahkan tak satupun pertanyaanku ia balas dengan jawaban.

Ketidakjernihan pikiran ini sontak membuat imajinasiku semakin liar.

"Asee Jahanam!!! kamu boleh membuatku gerah pagi ini, sesukamu. Kudoakan kamu masuk neraka hingga kau bisa memberikan kesejukan disana."

"PANAS-SON" Seakan aku lupa akan nametag yang tertera di body Asee, aku terlanjur tertipu.

Asee itu terus saja mengisyaratkan kata seirama dengan berjuta makna walaupun itu hanya akibat dari mode 'swing'nya. Memberikan jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaanku. Menyanggah bahkan memaki segala bentuk kepanasan yang dirasakan. Hawa dingin yang ditawarkan tak berlaku bagi jiwa yang kepanasan. Karena masih saja banyak orang-orang merencanakan kecurangan dalam kesempitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun