Mohon tunggu...
Taufan Rahmadi
Taufan Rahmadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wiraswastawan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Untuk Jiwa-Jiwa Kehidupan

28 Maret 2012   12:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13329360341223107686

Rumah Kita,Sabtu April 4 2009, 3:55 am

.. menulis disamping anakku : langit, semesta dan istriku suksma yang tertidur lelap…

Istriku dan Anakku,

satu hari lagi papa harus balik kembali bekerja, kembali bergelut dengan segala tantangan kehidupan yang papa harus tundukkan demi sebuah cita-cita yang papa sering bisikkan dalam lelapnya kalian tertidur .. “ Istriku, maafkan diri ini kalau terlalu sering mengecewakanmu, doakan agar setiap nafas ini mampu mempersembahkan yang terbaik untuk kesejukan di hatimu, Anakku, maafkan papa yang harus pergi lagi dan membiarkan kalian bermain sendiri, tapi percayalah, perginya papa adalah pilihan yang papa harus lakukan untuk masa depan kalian..”

Istriku dan Anakku,

Tidak mudah bagi papa untuk hidup dalam sendiri dan berjauhan dengan kalian, membiarkan rasa rindu papa terpasung oleh jarak, membiarkan indera ini hanya mampu mendekap kalian dalam maya, ini adalah sebuah pilihan hidup, dan papa butuh butuh dukungan dari kalian.

Istriku dan Anakku,

Yang paling sering papa rasakan adalah semakin besar rasanya energi dalam diri ini bangkit untuk menjawab segala cobaan dalam hidup disaat papa teringat betapa berbinarnya cahaya mata kalian di setiap saat menyambut papa sepulang dari bekerja, binar mata yang mampu menggali semangat dalam dada untuk tetap menyala dan memupus semua keraguan dan merubahnya menjadi sebuah keyakinan, kalau hidup papa… adalah kalian.

Papa sadar hingga saat ini belumlah mampu untuk membuat kebahagiaan ini berada dalam orbitnya, papa sadar kalau masih banyak harapan yang harus diwujudkan, dan papa sadar kalau papa terlalu sering “meninggalkan” kalian, maafkan papa untuk itu ya… maafkan.

Istriku dan Anakku,

Adzan subuh membahana membelah fajar pagi ini , semakin saja membuat hati ini terhenyak akan segala kenikmatan Ilahi yang diberikan kepada kita, tidak pernah terbayangkan bukan kalau di bulan ini kita diberikan amanah sebuah kendaraan, yang insyallah akan menjadi modal awal usaha kita, jaga baik-baik ya amanah itu, itu adalah sebuah keajaiban yang papa yakin adalah awal dari keajaiban lainnya, amien.

Istriku dan Anakku,

Entah apa yang bakal terjadi ya di tahun-tahun mendatang, pasang surut kehidupan harus mampu kita hadapi dengan optimisme, melihat kesengsaraan dan kepedihan dari banyak orang di sekeliling kita, sepertinya mengingatkan diri kita bahwa betapa beruntungnya kita saat ini, Istriku dan Anakku, kita harus tetap rendah hati, kita harus tetap empathy, dan kita harus tetap tahu diri.. , sujud dan bersyukur untuk ini semua ya sayang.

Istriku dan Anakku,

Jangan pernah merasa papa jauh ya….. papa selalu ada dan akan selalu berfikir untuk kalian, kejenuhan ataupun kebosanan yang mungkin saja terjadi dalam kesaharian papa, seperti langsung sirna disaat papa melihat foto kalian di laptop ini, betapa indahnya, betapa terharunya … papa ingin sekali mendekap kalian dan tiada ingin untuk melepasnya.

Istriku dan Anakku,

Jaga baik-baik rumah ya, langit jangan lupa belajar dan terus mengaji, bangga rasanya mendengar langit begitu cepat hingga ke “ iqra 2”, adik semesta harus hormat sama mas langit ya, dan temenin bunda disaat mas langit sekolah, papa janji kalau semuanya patuh dan bikin senang bunda, kita akan naik peswat lagi dan terbang melintas gunung-gunung … kita akan lihat kebun binatang lagi, kita akan lihat pantai dan berenang sepuasnya, mau?... harus rajin belajar, janji ya?, dan doakan papa ya biar rejeki yang berkah selalu diberikan Allah Swt kepada kita.

Istriku dan Anakku,

Sampai disini dulu surat papa, mencintai dan memiliki kalian adalah cerminan kehidupan di setiap detik tarikan nafas ini …

Peluk sayang,

Papa kalian, Taufan Rahmadi

@taufan09

( untuk Suksma Kurnia Pari – Langit Maadjid Asy Syahidu – dan Semesta Kalbu Saladin, jiwa-jiwa yang menghidupkan perjuanganku )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun