Mohon tunggu...
Musthofa Hasan
Musthofa Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid semua guru

Fb : @Taufan Ig : @taufanhasan_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Normal dan Kelangsungan Organisasi Kemahasiswaan; Sebuah Catatan di Tengah Pandemi

3 Juni 2020   12:19 Diperbarui: 3 Juni 2020   12:43 1966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebentar lagi aktivitas manusia diarahkan ke satu sistem tatanan hidup baru dengan menggunakan istilah New Normal. Pada dasarnya hal ini dilakukan untuk berfokus memulihkan putaran ekonomi yang beberapa waktu lalu sempat terhenti. 

Untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi,  negara-negara di dunia kemudian mulai memikirkan rekayasa sosial yang bisa dilakukan pada masa pandemi agar aktivitas disemua sektor bisa dikerjakan; tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat (cuci tangan, pakai masker, social distancing/pshycal distancing). Tak terkecuali Indonesia, sebagai salah satu Negara yang angka positifnya sampai hari ini mencapai 27.549. Indonesia akan mulai melaksanakan sistem New Normal ini pada bulan Juni berjalan ini.

Pemerintah Indonesia membagi beberapa fase untuk New Normal: pertama, fase pemulihan ekonomi disektor industri, jasa bisnis dan fasilitas kesehatan. Kedua,  pemulihan kembali pada sektor pasar dan mall. Ketiga, sektor pendidikan, kegiatan kebudayaan, dan tempat perayaan (acara pernikahan, ulantahun, dll.)  serta kegiatan outdoor lainnya. 

Keempat, pembukaan secara bertahap tempat gym, restoran, kafe, bar, dll. Dari satu fase ke fase berikutnya akan dilakukan evaluasi secara berkala dan tetap pada aturan kesehatan yang berlaku, guna memastikan bahwa disetiap fase tidak menimbulkan kondisi yang dapat memperburuk kesehatan atau bertambahnya angka positif.

Disamping ekonomi yang menjadi salah satu factor utama diberlakukannya New Normal ini, saya kemudian tertarik dengan proses pada fase kegiatan pendidikan. Sudah menjadi hal yang dibiasakan untuk pelajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui sistem daring. 

Meskipun tidak efektif, namun hal ini yang bisa disiasati pada masa pandemi seperti ini. Yaa... saya juga melihat respon sahabat-sahabat saya di medsos dengan berbagai macam keluhan: jaringan lah, kuota internet lah, bla...blaa...bla. Tapi, memang seperti itu, mereka juga tak mau menyuarakan hal demikian kepada guru atau dosen. Huhuhu.. dasar penakut!

Meski banyak di protes, namun model pembelajaran ini terus berlangsung. Bebarapa waktu kedepan mahasiswa di kampus saya akan memasuki tahap Ujian Akhir Semester (UAS). Tak terasa memang, hampir 3 bulan kebelakang mereka bergelut dengan pembelajaran yang sulit dipahami,  ditambah dengan tugas individu dari masing-masing dosen yang bertumpuk-tumpuk antara satu dengan yang lain. saya teringat kata Imam Al-Ghazali "lebih baik menahan sakitnya bealajar dimasa muda, dari pada menahan sakitnya bodoh dimasa tua".

Tidak hanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari rumah, namun kegiatan diskusi maupun silahturahmi dilakukan dari rumah; via aplikasi meeting room atau medsos. Selama pandemi ini, sudah berbagai diskusi dilaksanakan oleh organisasi-organisasi, tidak terkecuali organisasi kemahasiswaaan, baik intra kampus maupun ekstra kampus. Bahkan kegiatan berskala seminar dilaksanakan via aplikasi room meeting. Canggih memang....

Disamping diskusi, saya mulai membayangkan model pendidikan organisasi kemahasiswaan ditengah pandemi ini. Apakah melalui via aplikasi, meski dengan konsekuensi yang sama halnya dengan pembelajaran dari rumah? atau tetap melaksakannya dengan sistem new normal? atau bisa saja di tunda sampai keadaan pulih ? saya pikir, ini yang perlu diseriusi bersama, bukan kemudian tidak memikirkan yang lainnya. Namun, hal ini dapat merumuskan metode  baru dalam sistem pengkaderan ditengah wabah Covid-19 ini.

Dua bulan kedepan tahun ajaran baru akan dimulai, tentunya aktivitas mahasiswa (baru dan lama) beriringan dengan hal tersebut. Meski begitu, proses pembelajarannya masih belum bisa diprediksi. Karena, masih mempertimbangkan situasi dan kondisi yang masih rentan dalam melakukan aktivitas diluar rumah. Dikampus saya bebearapa hari yang lalu mengeluarkan surat edaran kepada seluruh civitas akademik untuk tetap melakukan kegiatan dari  rumah mulai 2 juni 2020.

Tahun ajaran baru indentik dengan aktivitasnya yang padat. Nah, biasanya yang kita jumpai suasana kampus di awal ajaran baru selalu ramai dengan segala aktivitas; baik dosen, pegawai kampus, kantin, tempat percetakan, dan mahasiswa. Tak bisa dipungkiri bahwa lingkungan kampus bagi penduduknya menjadi tempat yang mempunyai bagian tersendiri dalam kerinduan (hanya diawal saja, setelah itu malas lagi). Cieee rindu....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun