Mohon tunggu...
Almira Tatyana
Almira Tatyana Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Mahasiswa

Seorang terpelajar harus sudah adil sejak dalam pikiran maupun tindakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Binatu

20 Maret 2018   11:37 Diperbarui: 20 Maret 2018   11:51 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada suatu malam yang sunyi dimana semilir anginpun berhembus dalam kebisuan yang misterius, pikiran ku sibuk berceloteh tentang bagaimana menyapamu dengan sewajar wajarnya tanpa dikuasai oleh perasaan yang menandak nandak namun sebisa mungkin kuelak. Anak anak manusia disekitarku sibuk melepas tawa  diiringi dengan bebasnya imaji yang tak dibatasi sekedar angka dan ilmu pasti. 

 Aku melewati belakang punggungmu dengan sekilas pandangan layu, berharap kau akan menoleh tuk sekedar sadar akan kehadiran nyawa ini yang tergesa bergerendang,  berhembus, tiap waktu netra kita bersua. Demi aroma pakaianku yang baru saja ditempa binatu, aku mencari cari alasan tuk sekedar menghadirkan bukti betapa hidupnya aku didepan matamu. Sapaku yang kaku, begitu kaku, ternyata dibalas oleh senyum malu malu tapi penuh arti bahwa kau mengerti aku hadir disini.

 Semenjak saat itu, aku memaki maki diriku mengapa senyawa endorfin ini selalu berpuncak pada hadir dan senyummu. 

Dan tak bisa kuelak pada kenyataannya, aku memang bahagia pada saat itu.  

- a t d

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun