Mohon tunggu...
Tati Hidayat
Tati Hidayat Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Wanita Biasa

Penikmat hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hati yang Tergores di Pulau Sangiang

10 April 2018   19:37 Diperbarui: 11 April 2018   21:30 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terima kasih pada mu telah menggoreskan luka dihati ini. Mungkin kau tidak menyadarinya, karena memang kamu tidak pernah peka tentang perasaanku ini.

Terdengar lembut di telinga ini, deburan ombak seakan-akan berirama seperti nyanyian hati. Aku begitu menyukai laut, wanginya, suara ombak dan langit yang seakan menyelimutinya. Bahagiaku semakin sempurna karena kau juga ikut ke Pulau Sangiang.

Pulau Sangiang adalah pulau kecil yang berada di selat sunda diantara Jawa dan Lampung. Hanya 45 menit saja ke dari Anyer bisa menggunakan perahu bermotor atau kapal untuk menyeberang. Saat itu aku menyeberang dari Pelabuhan Paku Serang, butuh waktu 1 jam lebih untuk sampai kesana.

Aku dan kamu menyeberang dalam perahu yang sama, tetapi kita masing-masing seakan tidak mengenal. Aku hanya bisa mengamati mu diam-diam. Belum ada keberanian untuk menyapa mu. Sesampainya di Pulau Sangiang kamu pun masih sama padahal kita dalam regu yang sama.

Aku pun berpikir, "ya sudahlah lupakan dia". Akhirnya aku pun tidak lagi memikirkannya. Aku pun menyibukkan diri mengikuti rangkaian kegiatan. Menikmati air laut, deburan ombaknya seakan-akan mengajakku untuk bermain. "Yah.. aku sangat bahagia mencium wangi laut dan kaki ini menyentuh butiran pasir pantai yang halus dan lembut.

Kaki ini pun melangkah menyusuri pantai seorang diri. Di sayap kiri pantai kulihat bukit yang ditumbuhi rumput yang membuatnya berwarna hijau. Bukit yang hijau itu bersebrangan dengan batu karang yang cantik di photo untuk posting di sosial media. Kaki ku pun mulai melangkah menaiki satu persatu batu karang hingga ke atas.

20180408-071657-5accace8dcad5b4f3f4f0b32.jpg
20180408-071657-5accace8dcad5b4f3f4f0b32.jpg
Menyesal aku naik ke sini, ternyata kamu sedang berduaan dengan peserta lain. Teganya lagi kamu memintaku untuk mengambil photo dengannya. Hatiku sakit bagai tergores bambu, kenapa aku harus melihatnya. Kamu begitu asik menikmati indahnya sunset yang sebentar lagi akan menghiasi langit.

Tidak hanya saat itu ku melihatnya berduaan dengan dia. Esok paginya pun kamu asik bermain dipantai. Sudahlah mungkin aku harus berhenti mengharapkan dan memperhatikannya.

Aku menyukai kebisuanmu
Seperti seolah-olah kau menghilang
Aku menyukai..
Kau mendengarkanku dari jauh

Suaraku tidak dapat menyentuhmu
Seperti sepasang matamu yang tidak pernah melihat padaku
Bagaikan sebuah ciuman yang membisukanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun