Asuransi kesehatan yang didapat dari tempatnya bekerja tidak meng-cover seluruh biaya operasi. Sebagai saudara satu-satunya, Ayudia merasa perlu membantu. Ia tidak mungkin meminta bantuan orang tua yang hidupnya sederhana.
Tujuh tahun lamanya Ayudia menyisihkan uang dari keuntungan berjualan keripik singkong. Suami Ayudia, Faris, hanya seorang satpam di sebuah perumahan elit.Â
Ia sangat mendukung cita-cita sang istri untuk umrah sehingga tidak sedikit pun ia menggunakan keuntungan yang diperoleh Ayudia untuk keperluan anak-anak, terlebih untuk kepentingan pribadi. Â
Namun, demi membantu biaya operasi sang adik, Ayudia ikhlas membatalkan rencana umrahnya. Ia berharap dengan tindakan medis yang tepat, sang adik cepat sembuh dan kembali bekerja untuk mempersiapkan kelahiran buah hatinya. Â Â
*
Enam bulan pasca operasi Bara, Ayudia sudah bisa bernapas lega. Sang adik sudah pulih dan kembali bekerja. Kehamilan Kania tidak mengalami masalah dan janinnya pun tumbuh sehat. Hal itu turut membahagiakan Ayudia.
Wanita yang selalu mengenakan hijab itu, kembali menjalani rutinitas hariannya. Setiap pagi, sekalian mengantar Ilham, anak keduanya, ia menitipkan keripik singkong buatannya di sekolah Ilham dan warung-warung di sekitarnya.
Sedangkan Tiara, anak pertama Ayudia yang sudah kelas 8 SMP, membawa keripik singkong untuk dititipkan di sekolahnya. Â
Namun, hari ini berbeda. Perumahan Seroja, tempat Faris menjadi satpam, mengadakan family gathering untuk warga dan orang-orang yang bekerja di komplek itu, seperti satpam, asisten rumah tangga, supir, dan lainnya. Sebuah tradisi yang tidak dimiliki perumahan lain untuk menghargai jasa mereka.
Acara penuh kekeluargaan ini dilakukan di lapangan perumahan yang cukup luas. Namun, acara ini dikemas menarik dengan aneka games seru yang mengakrabkan.
Mereka tertawa lepas jika games yang sedang berlangsung menimbulkan tawa akibat kelucuan para peserta.