Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dua Kali Lipat

6 Mei 2022   04:00 Diperbarui: 15 Oktober 2022   22:07 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi umrah.(sumber: Shutterstock.com via kompas.com)

*

"Mbak, terima kasih atas bantuannya, ya. Tanpa bantuan Mbak Ayu, Mas Bara tidak akan mendapat tindakan operasi. Entah kapan saya bisa membalas semua kebaikan Mbak Ayu," ucap Kania, adik ipar Ayudia, penuh rasa terima kasih.

"Alhamdulillah operasinya telah berjalan lancar. Sekarang Kania fokus aja merawat Bara agar lekas pulih," ujar Ayudia tulus.

"Maaf, ya, Mbak. Karena membantu kami, Mbak Ayu jadi batal umrah," kata Kania dengan penuh sesal.

"Enggak usah dipikirkan, rezeki itu rahasia Allah. Kalau sekarang Mbak belum bisa berangkat, berarti memang belum rezeki. Masih banyak kesempatan untuk menabung kembali." Ayudia mengusap bahu Kania lembut agar sang adik ipar menjadi tenang.

"Sekali lagi, terima kasih banyak, Mbak."

Ayudia mengangguk dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Kamu istirahat dulu, ya. Biar Mbak yang jaga. Nanti kalau Bara siuman, Mbak panggil Kania, ya."

"Baik, Mbak." Kania pun berlalu diiringi tatapan iba Ayudia.

Bara dan Kania baru menikah dua bulan yang lalu. Kandungan Kania yang baru berusia empat minggu tentu perlu perhatian khusus. Kania terlihat sangat lelah, tampak dari lingkaran hitam di sekitar matanya.

Bara baru bekerja lima bulan di sebuah perusahaan ekspedisi. Tiga hari lalu ia mengalami kecelakaan tunggal akibat mengantuk sepulang dari dinas malam. Akibat kecelakaan itu ia mendapatkan luka di beberapa bagian tubuhnya dan mengalami patah tulang selangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun