Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Yuwaraja

25 April 2022   03:30 Diperbarui: 30 April 2022   22:46 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gerbang kerajaan. (sumber: pixabay.com/Tama66)

Kerajaan Bintang Timur adalah potret kebesaran dan kejayaan. Bagaimana tidak? Bangunan istana yang megah, interior artistik dari ukiran kayu jati, lantai marmer, guci porselen, dan tangga putar yang dilapisi emas adalah bukti sentuhan peradaban yang tinggi.

Aneka buah, minuman, dan makanan lezat yang tersaji adalah pertanda makmurnya negeri ini. Semua kemewahan itu dapat dinikmati oleh Raja dan keturunannya tanpa harus bersusah payah.

Hanya satu hal yang membuat para pangeran iri, yaitu gelar yuwaraja yang dimiliki putra sulung permaisuri, Arya Atmadilaga.

Ia memiliki semua hal yang ingin dimiliki sebagian besar lelaki penduduk bumi. Nama besar, kekuasaan, kekayaan, dan ketampanan adalah paduan kesempurnaan seorang lelaki.

Dengan kesempurnaan yang melekat pada diri Arya, ia memiliki peluang besar untuk bersanding dengan putri Kerajaan Bintang Barat. Jika putra dan putri Raja itu disatukan dalam ikatan pernikahan, kedua kerajaan tempat mereka dibesarkan akan menjadi satu kekuatan besar dan pusat peradaban dunia.

Arya Atmadilaga tumbuh dalam didikan guru pilihan Raja. Sejak kecil, ia sudah dilatih ilmu bela diri, ketrampilan menunggang kuda, memainkan pedang, dan budi pekerti. Sebagai seorang putra mahkota, Arya wajib mempelajari ilmu tata negara. 

Semua perilaku sang yuwaraja harus mengikuti protokol kerajaan, mulai dari cara berpakaian, bertutur, dan bersikap. Bahkan, bisa dibilang standar kesuksesan dan kebahagiaan seorang yuwaraja pun diatur oleh kerajaan. Hingga pada suatu titik, Arya merasa hanya dialah yang bisa menentukan kebahagiaannya. 

Pada suatu hari, Arya melakukan kunjungan ke Kerajaan Bintang Barat pada waktu sepenggalah matahari naik. Mereka disambut tuan rumah dengan upacara bubuka, yaitu serangkaian upacara penyambutan tamu yang melambangkam kesuburan diiringi musik waditra.

Para undangan dijamu dengan hidangan aneka menu yang memanjakan lidah. Kemudian mereka dibawa ke sebuah tanah lapang yang masih berada dalam wilayah kerajaan untuk menyaksikan perlombaan 'horseback archery'.

Arya bersama Raja dan Ratu Kerajaan Bintang Timur sudah menempati kursi undangan ketika tuan rumah memasuki area perlombaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun