Mohon tunggu...
Tatiana Dayana
Tatiana Dayana Mohon Tunggu... Buruh - Makhluk Neverland

Aku bukan penikmat rindu, kopi, senja. Aku penikmat Kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Simfoni Kelam Covid-19

2 April 2020   16:08 Diperbarui: 2 April 2020   16:14 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari hari kemarin ratap dan ketakutan menjadi akrab dengan keseharian dan tangis kian merdu. Bagi mereka-mereka yang sulit hidupnya, bagi mereka-mereka yang sedikit uangnya, selain takut menghadapi virus mereka juga takut jika hari ini tidak mampu makan nasi. 

Inflasi ekonomi dan sulitnya mencari rejeki menjadi simfoni dari seluruh permasalahan pandemi. Lebih kompleks lagi ketika yang berduit mempertontonkan keserakahan. Menimbun segala keperluan hanya untuk diri sendiri. 

Semua tahu mati itu pasti, semua tahu sakit ini semakin bertumbuh. Tapi tidak kah memanusiakan sesama manusia itu jauh lebih penting. Setidaknya dengan tidak menuhankan ego sendiri sudah cukup untuk mengurangi kepanikan, Mereka yang memborong segala kebutuhan yang paling krusial seakan merendahkan ilmu pendidikan yang mereka capai.

Tidak kah berilmu tinggi hati semakin ingin berbagi. Memalukan sekali jika barang yang mereka miliki dijual lagi dengan harga tinggi.

Apakah nurani mereka juga sudah mati ? Kebobrokan kian bertambah dengan mereka yang menunjukkan harga tinggi barang-barang yang mereka milki di insta story? Seakan tak ada habisnya kebodohan manusia yang tidak manusiawi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun