Dari hari kemarin ratap dan ketakutan menjadi akrab dengan keseharian dan tangis kian merdu. Bagi mereka-mereka yang sulit hidupnya, bagi mereka-mereka yang sedikit uangnya, selain takut menghadapi virus mereka juga takut jika hari ini tidak mampu makan nasi.Â
Inflasi ekonomi dan sulitnya mencari rejeki menjadi simfoni dari seluruh permasalahan pandemi. Lebih kompleks lagi ketika yang berduit mempertontonkan keserakahan. Menimbun segala keperluan hanya untuk diri sendiri.Â
Semua tahu mati itu pasti, semua tahu sakit ini semakin bertumbuh. Tapi tidak kah memanusiakan sesama manusia itu jauh lebih penting. Setidaknya dengan tidak menuhankan ego sendiri sudah cukup untuk mengurangi kepanikan, Mereka yang memborong segala kebutuhan yang paling krusial seakan merendahkan ilmu pendidikan yang mereka capai.
Tidak kah berilmu tinggi hati semakin ingin berbagi. Memalukan sekali jika barang yang mereka miliki dijual lagi dengan harga tinggi.
Apakah nurani mereka juga sudah mati ? Kebobrokan kian bertambah dengan mereka yang menunjukkan harga tinggi barang-barang yang mereka milki di insta story? Seakan tak ada habisnya kebodohan manusia yang tidak manusiawi.Â