Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melanjutkan Sekolah: Lebih Baik Pilihan Sendiri atau Orangtua?

28 April 2021   10:32 Diperbarui: 30 April 2021   04:33 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: Element Envanto

Beberapa hari yang lalu, ada siswa kelas 9 yang datang ke sekolah menemui saya, karena ingin meminta pendapat tentang rencananya untuk melanjutkan sekolah setelah lulus nanti.

Hal yang ditanyakan oleh siswa tersebut yaitu apabila melanjutkan sekolah sebaiknya berdasarkan pilihan sendiri atau pilihan orangtua, karena dia ingin melanjutkan ke SMA sementara orangtuanya menyuruhnya untuk melanjutkan ke SMK.

Untuk menjawab pertanyaan siswa tadi, saya bercerita dulu tentang pengalaman salah satu siswa tahun kemarin. Sebut saja namanya Bagas (bukan nama asli), keinginannya bisa melanjutkan sekolah ke SMA tetapi orangtuanya menyuruh melanjutkan ke SMK.

Pada saat kelas 7, saya adalah wali kelas Bagas dan ibunya sering berkomunikasi menanyakan perkembangan anaknya. Hal ini berlanjut ketika Bagas duduk di kelas 9, walaupun saya bukan wali kelasnya lagi tetapi ibunya masih sering menghubungi saya. Setelah kelulusan, ibunya meminta tolong kepada saya untuk membantu Bagas pada saat pendaftaran peserta didik baru (PPDB).

Pada tahun kemarin, PPDB dilaksanakan secara online. Jadi saya hanya membantu Bagas secara teknis saja, misalnya memberi pendapat tentang jurusan di SMK yang akan dipilihnya, ataupun membantu menjelaskan informasi dari SMK yang tidak dipahami oleh Bagas.

Pendaftaran ke SMK untuk gelombang pertama dibuka melalui jalur prestasi akademik, Bagas mendaftar dan memilih jurusan multimedia sebagai pilihan pertama. Saya sebenarnya sudah memberikan pendapat, bahwa jurusan tersebut banyak peminatnya sehingga persaingannya lebih ketat.

Pada saat pengumuman kelulusan ternyata Bagas tidak diterima, saya menyarankan agar Bagas mendaftar ke SMA saja melalui jalur zonasi yang masih dibuka. Tetapi Bagas mendaftar kembali ke SMK tersebut pada gelombang dua melalui jalur rapor umum, sesuai dengan saran ibunya dan kembali memilih jurusan yang sama.

Bagas memberikan informasi kepada saya pada saat pengumuman kelulusan, bahwa dirinya diterima di jurusan ke dua tetapi tidak mau mengambilnya karena jurusan tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.

Kemudian ibunya menghubungi saya, dan ingin mendaftarkan Bagas ke SMA Negeri. Pada saat itu saya memberi memberi penjelasan, pandaftaran ke SMA dan SMK dilaksanakan secara serentak dan pengumuman kelulusannya juga secara bersamaan. Sehingga pendaftaran online ke SMA juga sudah ditutup, dan sebaiknya Bagas didaftarkan saja ke SMA swasta.

Ibunya tetap meminta bantuan saya untuk mendaftarkan Bagas ke SMA Negeri, saya menjawab akan mencobanya tetapi tidak bisa menjanjikan apa-apa. Keesokan harinya saya menyuruh Bagas ke sekolah dengan membawa persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar, pada saat itu Bagas diantar oleh kakaknya yang masih bersekolah di kelas 12 di SMA Negeri yang ada di luar Kecamatan Cibadak.

Saya menceritakan rencana saya untuk mendaftarkan Bagas ke tempat kakaknya sekolah, kamipun berangkat menuju ke sekolah yang dituju. Saya langsung menemui panitia ppdb di sekolah tersebut, dan kebetulan kuota untuk siswa baru masih belum terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun