Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faktor Ekonomi Menjadi Kendala bagi Siswa dalam Melanjutkan Pendidikan

5 April 2021   16:26 Diperbarui: 5 April 2021   16:45 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun sejak tahun 2015, tetapi pada kenyataannya di lapangan masih ada siswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan sampai tingkat SMA atau sederajat.

Berdasarkan data dari Kemendikbud presentase siswa yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan pada tahun ajaran 2019/2020 untuk jenjang SD 37,36%, jenjang SMP yaitu  24,17%, jenjang SMA 16,88 % dan jenjang SMK 20,36% (Sumber: http://bangimam-berbagi.blogspot.com)

Empat tahun yang lalu saya mendapatkan tugas tambahan sebagai wali kelas 9, pada saat menjelang ujian praktik dilaksanakan ada seorang siswa perempuan yang jarang hadir ke sekolah. Sebagai wali kelas saya merasa khawatir, karena sangat disayangkan apabila siswa tersebut berhenti sekolah menjelang kelulusan yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Saya mencari informasi kepada teman-teman sekelasnya dan mendapatkan alamat rumah siswa tersebut. Dengan diantar oleh salah seorang siswa yang dekat rumahnya, saya mengadakan kunjungan sepulang sekolah.

Pada saat itu siswa dan kedua orang tuanya sedang ada di rumah, ibunya sakit-sakitan sehingga siswa sering tidak sekolah dengan alasan harus memasak dan merawat ibunya di rumah pada saat ayahnya berjualan sayuran. Ayahnya seorang penjual sayuran keliling dan berjualan menggunakan gerobak.  Berjualan tidak setiap hari dilakukan, karena sering terkendala dengan modal yang minim.

Melihat kondisi seperti ini saya merasa prihatin, rumah yang ditinggali oleh siswa dan keluarganya merupakan rumah kontrakan yang kondisinya sempit dan masih semi permanen yang dindingnya terbuat dari bilik bambu.

Saya berbincang-bincang dengan kedua orang tunya, kata ayahnya untuk ongkos ke sekolah selalu berusaha untuk menyediakan setiap hari tetapi anaknya pada saat akan berangkat sekolah sering tidak tega meninggalkan ibunya sendirian di rumah.

Saya pun meminta kepada kedua orang tuanya khususnya kepada ibunya agar mengizinkan anaknya untuk berangkat ke sekolah karena rangkaian kegiatan ujian akan segera dilaksanakan mulai dari kegiatan ujian praktek, ujian sekolah dan ujian nasional yang akan dilaksanakan hanya dalam hitungan hari saja.

Untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah SMP siswa harus mengikuti semua kegiatan tersebut, sangat disayangkan setelah hampir 3 tahun sekolah apabila siswa harus berhenti dan tidak mengikuti ujian.

Saya informasikan bahwa setelah rangkaian kegiatan ujian selesai, siswa kelas 9 hanya sekali-kali saja ke sekolahnya yaitu untuk mengambil surat kelulusan, mendapatkan informasi tentang pendaftaran ke SMA atau sederajat dan mengambil ijazah.

Setelah saya berkunjung ke rumahnya, siswa tersebut hadir ke sekolah pada hari Senin dan mengikuti semua tahapan ujian sehingga bisa lulus dan mendapatkan ijazah. Setahun kemudian saya pernah bertemu dengannya, katanya tidak melanjutkan sekolah karena orang tuanya tidak memiliki biaya dan siswa tersebut sudah bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun