Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peringatan Isra Mi'raj yang Sederhana tetapi Penuh Makna

17 Maret 2021   13:36 Diperbarui: 17 Maret 2021   13:40 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peringatan Isra Mi'raj tahun 2021 masih di masa Pandemi COVID-19, di masjid yang ada di kampung kami beberapa hari yang lalu mengadakan acara peringatan Isra Mi'raj secara sederhana yang dihadiri oleh anggota rutin pengajian yang biasa hadir setiap seminggu sekali.

Orang-orang di Kampung menyebut peringatan Isra Mi'raj dengan sebutan Rajaban, karena peringatannya bertepatan dengan bulan Rajab yaitu salah satu bulan yang ada dalam kalender Hijriah. Peringatan tahun ini dilaksanakan lewat dari tanggal 27 Rajab, kebiasaan di masjid yang ada di wilayah kami mengadakan peringatan Isra Mi'raj bisa kapan saja yang penting masih dilaksanakan pada bulan Rajab. Bahkan ada yang masih mengadakan acara peringatan ini walaupun sudah memasuki bulan Sya'ban.

Peringatan Isra Mi'raj tahun 2021 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dilaksanakan seperti pengajian rutin biasa dan penceramahnya pun tidak mengundang dari luar tetapi ustadz yang biasa mengisi kajian rutin.  Perbedaannya yaitu acaranya dipandu oleh pembawa acara, susunan acaranya terdiri diri pembukaan, pembacaan doa, pembacaan berjangji, pembacaan ayat suci Al Qur'an, mendengarkan ceramah tentang Isra Mi'raj dan penutup sehingga waktunya lebih lama dari pengajian rutin yang sering dilaksanakan.

Pada pengajian rutin kegiatannya hanya ada dua yaitu pembacaan doa dan langsung dilanjutkan dengan ceramah dari ustadz, yang durasi waktunya satu jam juga sudah selesai, sedangkan acara peringatan Isra Mi'raj karena ada beberapa tambahan acara sehingga waktu pelaksanaannya menjadi 3 jam.

Ustadz yang mengisi ceramah yaitu Bapak Husni Mubarok, yang kesehariannya adalah seorang guru agama di sebuah Madrasah Ibtidaiyah dan menjabat sebagai ketua MUI Kelurahan Cibadak.

Dalam ceramahnya yang disampaikan oleh beliau, pembahasannya dimulai dengan pengertian Isra dan Mi'raj. Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, sedangkan Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju Sidratul Muntaha. Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk melaksanakan sholat 5 waktu dari Allah SWT. 

Selanjutnya Ustadz Husni membahas tentang wudhu, karena menurut beliau wudhu sangat berkaitan dengan sholat 5 waktu.  Seorang muslim yang melaksanakan sholat tetapi tidak melakukan wudhu terlebih dahulu maka sholatnya tidak akan sah, sehingga akan menjadi amalan yang sia-sia karena tidak akan diterima oleh Allah SWT.  Sesuai dengan perkataan Rosulullah SAW dalam sebuah hadist yaitu tidak sah sholat seseorang hingga dia berwudhu terlebih dahulu. 

Dalam peringatan Isra Mi'raj materi tentang wudhu jarang dibahas oleh penceramah yang lain, biasanya yang disampaikan adalah tentang perjalanan Isra Mi'raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan hikmahnya serta tentang sholat 5 waktu.

Perintah wudhu disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 6, yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki".

Wudhu wajib dilakukan oleh seorang muslim sebelum melakukan sholat. Ada 6 rukun atau fardhu wudhu yang harus dipenuhi agar sholatnya sah, yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki, dan tertib.  Sedangkan yang termasuk sunah dalam wudhu yaitu membasuh kedua telapak tangan, berkumur, memasukan air ke hidung dan membersihkan telinga.

Sebelum berwudhu hal yang paling penting dilakukan adalah membaca niat. Niat yang diucapkan dapat menambah kekhusyukan tersendiri, dan juga sebagai bentuk doa dan syukur atas nikmat air yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepada kita.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun