Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ghosting yang Menyakitkan: Ditinggal Pergi oleh Putra Kesayangan untuk Selama-lamanya

10 Maret 2021   17:41 Diperbarui: 10 Maret 2021   19:47 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya makna ghosting yaitu merasa kehilangan karena ditinggal oleh orang yang dicintai, bukan hanya oleh kekasih tetapi bisa juga oleh anggota keluarga ataupun kerabat yang dekat dengan kita. Seperti kisah yang dialami oleh salah satu orang tua siswa yang ada di sekolah kami yang ditinggal pergi oleh anaknya yang masih remaja untuk selama-lamanya

Tiga tahun yang lalu saya menjadi wali kelas 7, ada salah satu siswa yang awalnya semangat dalam belajar tetapi pada saat semester dua mulai jarang sekolah bahkan ingin pindah ke sekolah lain yang lebih dekat dengan rumahnya. Saya berusaha mencari penyebabnya dengan terus berkomunikasi dengan orang tuanya, dan saya  pernah diminta untuk datang ke rumahnya pada saat siswa tersebut tidak mau berangkat ke sekolah. 

Kebetulan orang tuanya sangat kooperatif dan sangat perhatian dengan anaknya, ketika dipanggil ke sekolah ayahnya yang bekerja di Jakarta meminta izin tidak masuk kerja pada hari itu untuk menemui saya wali kelas anaknya.

Penyebab siswa tidak mau masuk sekolah karena di rumahnya bergaul dengan anak-anak di sekitarnya yang putus sekolah, sehingga semangatnya untuk belajar menjadi menurun. Setelah dilakukan pendekatan dan terus berkomunikasi dengan orang tuanya, akhirnya siswa tersebut mau masuk lagi sekolah dan bisa naik kelas.

Pada saat duduk di kelas 8 sikap siswa tersebut berubah menjadi lebih baik, yang selama ini terkadang melawan dengan orang tua menjadi lebih sopan dan menjadi anak yang penurut. Setiap akan berangkat ke sekolah selalu pamitan kepada ibu dan neneknya sambil mencium tangan, padahal waktu kelas 7 hal ini jarang dilakukan. Ibadahnya menjadi lebih meningkat, ketika ada di rumah lebih sering melakukan sholat berjamaah di mesjid. Setiap menjelang sholat magrib selalu berangkat terlebih dahulu ke mesjid dan melantunkan puji-pujian bersama dengan anak yang lain. Pada saat berkumpul dengan temannya dan sudah masuk waktu sholat, pasti akan mengingatkan dan mengajak teman-temannya untuk segera melaksanakan sholat.

Walaupun saya tidak mengajar di kelas 8, ketika bertemu di sekolah siswa tersebut selalu menegur dengan sopan. Orang tuanya juga masih terus berkomunikasi dengan saya, ketika siswa tersebut sakit dan tidak sempat mengitipkan surat kepada temannya maka ayahnya akan mengirimkan pesan ataupun menelepon ke saya.

Sampai suatu hari setelah sholat shubuh saya membuka pesan di whatsapp, ayahnya mengirimkan foto anaknya yang kepalanya penuh dengan perban dan dalam keadaan koma di rumah sakit. Ayahnya meminta saya dan guru-guru yang lain untuk mendoakan supaya anaknya cepat sadar dan bisa sembuh seperti semula. Setengah jam kemudian ayahnya mengirimkan pesan kembali bahwa putera kesayangannya sudah pergi untuk selama-lamanya.

Terus terang saya sangat kaget, karena beberapa hari sebelumnya saya masih sempat bertemu dan bertegur sapa di sekolah dengannya dan dalam keadaan sehat. Sayapun menginformasikan tentang berita duka tersebut ke WAG guru-guru dan sekitar jam 7.00 saya berangkat menuju ke rumahnya bersama dengan guru yang lainnya.

Sesampainya di rumah duka, sudah banyak teman-temannya yang datang. Bukan hanya teman yang sekelas, termasuk siswa kelas 9 yang mengenal almarhum. Saya langsung menemui ibunya yang masih syok dengan kepergian anaknya yang tiba-tiba.

Kronologis yang disampaikan oleh ayahnya yaitu pada malam saat kejadian anaknya pamit untuk pergi foto-foto dengan teman-temannya yang lain ke daerah Cisaat dengan mengendarai motor dan membonceng temannya. Ketika di jalur atau jalan lingkar selatan, temannya memberitahu bahwa hp yang ada di kantong celana mau jatuh. Dia bermakud mau mengambil hp, tetapi tidak memperhatikan jalan yang ada di depannya sehingga menabrak truk yang sedang berhenti dan mengalami luka parah di bagian kepala. Teman yang diboncengnya juga mengalami luka, tetapi tidak begitu parah. Teman-temannya yang lain membawanya ke Rumah Sakit dan memberi informasi kepada orang tua masing-masing. Motor dan kamera yang dibawanya rusak parah.

Karena luka di kepalanya terus mengeluarkan darah, beberapa jam kemudian siswa tersebut menghembuskan napas yang terakhir. Perasaan orang tua mana yang tidak akan hancur dan sedih, ditingalkan secara tiba-tiba oleh anak kesayangannya.

Guru-guru dan siswa yang datang melayat mengantar sampai almarhum di kubur, setelah yang lain pulang secara khusus kami berdoa bersama-sama di atas kuburan dipimpin oleh guru agama. Duka yang mendalam kami rasakan pada saat itu, bahkan teman-teman sekelasnya yang perempuan banyak yang menangis. Setelah selesai penguburan kamipun pamit kepada kedua orang tuanya, dan mendoakan keduanya supaya tabah menghadapi semua ini.

Beberapa bulan kemudian saya dan suami menyempatkan mampir ke rumahnya sepulang dari undangan dari salah seorang teman yang rumahnya ke arah tersebut. Ayah dan ibunya sudah tegar dan menerima dengan ikhlas atas kepergian puteranya, saya dan suami sempat mampir ke kuburan yang berada di dekat rumahnya untuk mendoakan almarhum.

Dua hari yang lalu, ketika saya membuka fb saya melihat status ayahnya yang memposting foto motor yang dipakai oleh puteranya pada saat kecelakaan dan memberi keterangan "semoga jadi pelajaran dan tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan". Sayapun memberi komentar: "Ini motor yang dipakai almarhum waktu kecekaan itu ya? Semoga alamarhum di alam kubur mendapatkan magfiroh dan ampunan dari Allah SWT. Aamiin".

Dijawab oleh beliau "iya bu, masih ingat saja ibu. Aamiin, mudah mudahan bu...Allah SWT terima tanpa hisab". Walaupun kejadian dua tahun yang lalu, sampai sekarang saya masih ingat dengan almarhum, apalagi bagi kedua orang tuanya pasti akan terus terkenang dengan putera kesayangannya. Pengalaman ditinggalkan pergi oleh anak untuk selama-lamanya secara tiba-tiba merupakan hal yang sangat menyakitkan bagi orang tua, tetapi harus diterima secara ikhlas karena merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa.

Kisah ini bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi orang tua yang lain agar tidak mengizinkan anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya sendirian tanpa pengawasan dari orang tua. Bagi almarhum yang sudah pergi saya mendoakan semoga diterima iman dan islamnya, diampuni dosa-dosanya dan diterangkan di alam kuburnya. Aamiin ya Robbal A'lamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun