Guru-guru dan siswa yang datang melayat mengantar sampai almarhum di kubur, setelah yang lain pulang secara khusus kami berdoa bersama-sama di atas kuburan dipimpin oleh guru agama. Duka yang mendalam kami rasakan pada saat itu, bahkan teman-teman sekelasnya yang perempuan banyak yang menangis. Setelah selesai penguburan kamipun pamit kepada kedua orang tuanya, dan mendoakan keduanya supaya tabah menghadapi semua ini.
Beberapa bulan kemudian saya dan suami menyempatkan mampir ke rumahnya sepulang dari undangan dari salah seorang teman yang rumahnya ke arah tersebut. Ayah dan ibunya sudah tegar dan menerima dengan ikhlas atas kepergian puteranya, saya dan suami sempat mampir ke kuburan yang berada di dekat rumahnya untuk mendoakan almarhum.
Dua hari yang lalu, ketika saya membuka fb saya melihat status ayahnya yang memposting foto motor yang dipakai oleh puteranya pada saat kecelakaan dan memberi keterangan "semoga jadi pelajaran dan tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan". Sayapun memberi komentar: "Ini motor yang dipakai almarhum waktu kecekaan itu ya? Semoga alamarhum di alam kubur mendapatkan magfiroh dan ampunan dari Allah SWT. Aamiin".
Dijawab oleh beliau "iya bu, masih ingat saja ibu. Aamiin, mudah mudahan bu...Allah SWT terima tanpa hisab". Walaupun kejadian dua tahun yang lalu, sampai sekarang saya masih ingat dengan almarhum, apalagi bagi kedua orang tuanya pasti akan terus terkenang dengan putera kesayangannya. Pengalaman ditinggalkan pergi oleh anak untuk selama-lamanya secara tiba-tiba merupakan hal yang sangat menyakitkan bagi orang tua, tetapi harus diterima secara ikhlas karena merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa.
Kisah ini bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi orang tua yang lain agar tidak mengizinkan anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya sendirian tanpa pengawasan dari orang tua. Bagi almarhum yang sudah pergi saya mendoakan semoga diterima iman dan islamnya, diampuni dosa-dosanya dan diterangkan di alam kuburnya. Aamiin ya Robbal A'lamiin.