Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upaya Menghadapi Kendala Pembelajaran Daring

28 November 2020   08:30 Diperbarui: 26 April 2021   15:14 5707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadapi kendala pembelajaran daring (annie spratt/unsplash)

Beberapa hari yang lalu, pagi pagi sepulang beli bubur saya naik angkot yang masih kosong. Di depan ada seorang  bapak penumpang yang sedang mengobrol dengan supir, dan saya menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.  Tiba tiba bapak tadi berkata "yang paling enak sekarang itu guru, tidak mengajar 8 bulan saja masih tetap mendapatkan gaji". 

Pembicaraan bapak tadi membuat saya  yang berprofesi sebagai guru gregetan dan ingin menjelaskan ke bapak tersebut. Tapi dipikir lagi buat apa juga, sepertinya bapak ini tidak mengerti tentang kondisi pembelajaran saat ini yang saat ini dilakukan secara daring.  Karena sebelumnya mengatakan anak anaknya sudah besar dan sudah tidak ada lagi yang sekolah.

Seandainya bapak tadi punya anak yang masih sekolah, tentu akan merasakan betapa repotnya siswa dan orang tua dalam menghadapi pembelajaran daring. Sayapun sebagai orang tua siswa dan sebagai guru sama merasakan banyak kendala yang dihadapi. Sebagai orang tua siswa saya setiap pagi dari hari Senin sampai Jumat mendampingi anak yang masih duduk di SD kelas 6 untuk belajar.

Saya lihat pelajaran SD sekarang itu sudah sulit, materinya hampir sama dengan materi pelajaran yang ada di SMP.  Saya suka berpikir bagaimana orang tua yang lain yang bukan guru, apa bisa mereka membimbing anaknya. 

Terus terang saja mengajar anak sendiri berbeda dengan mengajar anak orang lain, ketika mengajar di sekolah saya bisa sabar tapi mengajar anak sendiri suka terbawa emosi. Saya suka tertawa ketika ada yang mengatakan guru di rumah lebih galak dari guru di sekolah, memang kenyataannya yang saya rasakan seperti itu.

Sebagai guru saya juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembelajaran daring. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum darurat yang sudah disesuaikan dengan kondisi saat ini. Guru dapat memilih materi esensial saja yang akan diberikan kepada siswa dan tidak ada target kurikulum yang harus dicapai. Jadwal pembelajaran juga sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memberatkan siswa.

Pembelajaran daring ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan pemenuhan hak siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19. Pada saat rapat awal tahun sudah ada kesepakatan diantara para guru dalam memberikan tugas yaitu jangan terlalu memberatkan siswa. Sedangkan untuk tehnik pembelajaran diserahkan kepada guru masing-masing, bisa menggunakan aplikasi google classroom, grup WhatsApp ataupun Zoom meeting.

Pembelajaran daring lebih repot dari pembelajaran biasa, saya harus membuat persiapan dengan memilih materi yang esensial dari setiap kompetensi dasar, membuat perencanaan, mencari video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas dan membuat lembar kerja siswa. 

Apabila materinya sulit, maka saya juga akan  membuat resume materi sehingga mudah dipahami oleh siswa, dan itu harus sudah siap sehari sebelumnya. Yang membedakan pembelajaran daring dengan pembelajaran biasa salah satunya adalah waktu pengumpulan tugas yang menjadi  fleksibel, siswa mengumpulkan tugas bisa kapan saja sehingga jam kerja guru menjadi lebih panjang.

Saya memberi batas waktu satu minggu kepada siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan, jadi satu hari saya gunakan untuk melaksakan pembelajaran daring dan lima hari lainnya untuk merekap tugas yang telah dikumpulkan oleh siswa. 

Selain melaksanakan pembelajaran daring, setiap hari Senin semua guru harus membuat laporan tentang pembelajaran daring yang telah dilaksanakan  kepada Kepala sekolah, format laporannya sudah disediakan supaya seragam dan harus disertai dengan bukti visualisasi kegiatan pembelajaran berupa foto kegiatan siswa, resume materi, lembar kerja siswa  ataupun print out tugas yang telah dikumpulkan oleh siswa.

Pada awal pembelajaran daring dilaksanakan partisipasi siswa masih bagus, siswa yang mengisi daftar hadir dan mengumpulkan tugas bisa sampai 90% tetapi semakin lama semakin turun jumlahnya bahkan hanya 50% saja.  Saya penasaran dengan hal ini dan berusaha mencari tahu kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran daring ini.

Saya sebagai wali kelas pernah memanggil beberapa siswa dan orang tuanya ke sekolah untuk mengetahui secara langsung kendala yang dihadapi oleh siswa dan orang tua. Baru-baru ini saya juga membuat survei di google forms berupa pertanyaan tentang kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa dan bagaimana cara mengatasinya. Ada 75  siswa yang sudah mengisi survei, dan berikut adalah ringkasan jawaban siswa tentang kendala-kendala yang dihadapi selama mengikuti pembelajaran daring yaitu :

  • Tidak mempunyai kuota atau sering kehabisan kuota
  • Terkendala dengan jaringan internet, apalagi yang tinggal di pedesaan
  • Smartphone yang rusak karena terlalu sering dipakai
  • Terlalu asyik dengan sosmed, bermain game online, nonton drama ataupun terlalu asyik membaca cerita yang menarik di salah satu aplikasi sehingga lupa waktu dan menjadi malas belajar
  • Tidak mengerti dengan materi pelajaran karena hanya melihat dari video pembelajaran, penjelasan dari guru kurang ataupun malas membaca materi pelajaran
  • Soal yang diberi oleh guru terlalu banyak atau terlalu sulit apalagi yang berupa hitungan
  • Sulit membagi waktu antara belajar dengan kegiatan di rumah karena harus membantu orang tua
  • Semangat belajar menurun karena harus belajar sendiri di rumah sehingga merasa tidak nyaman dengan pembelajaran daring
  • Sering menunda-nunda tugas sehingga menumpuk

Berbagai upaya yang dilakukan oleh siswa untuk  mengatasi kendala pembelajaran daring ini, antara lain :

  • Tidak boros dalam pemakaian kuota dan apabila ada kuota akan menyegerakan mengerjakan tugas dari guru
  • Terpaksa belajar di luar rumah mencari tempat yang sinyal internetnya bagus ataupun mengerjakan tugas pada yang waktu lain menunggu sinyal internet bagus
  • Harus bisa membagi waktu antara belajar dengan kegiatan lainnya,  mengurangi kegiatan bermain game online, menghapus sebagian aplikasi yang sering dipakai dan memakai timer saat menggunakan handphone.
  • Mencari materi pelajaran di google, bertanya kepada guru, kakak ataupun teman yang sudah mengerti walaupun terkadang ada teman yang tidak mau membantu.
  • Membiasakan belajar minimal 2 jam sehari, selalu fokus, konsisten dan menumbuhkan rasa percaya diri.
  • Membantu orang tua pada siang hari dan belajar pada malam hari
  • Selalu menyemangati diri sendiri, dan menghilangkan rasa malas
  • Berusaha membangun suasana belajar yang nyaman, mengubah kebiasaan yang tidak mendukung, selalu optimis dan berdoa
  • Tidak menunda-nunda mengerjakan tugas karena kalau dikerjakan nanti akan menjadi malas dan merugikan diri sendiri

Agar pembelajaran daring bisa sinergis antara guru dan siswa maka guru harus memahami kendala yang dihadapi siswa dan begitupun siswa harus memahami bahwa guru juga memiliki banyak kesibukan di luar pembelajaran daring yang dilakukan.

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh guru selain melaksanakan pembelajaran daring yaitu mengikuti  kegiatan diklat online yang dilakukan oleh Kemendikbud ataupun mengikuti Webinar yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran daring supaya lebih kreatif dan tidak membosankan bagi siswa. 

Dan tentu saja siswa harus memahami bahwa guru bukan hanya melayani satu siswa saja dalam pembelajaran daring ini, tetapi ratusan siswa. Beberapa upaya yang saya lakukan untuk mengatasi kendala pembelajaran daring dan supaya siswa aktif dalam pembelajaran antaralain :

  • Memberikan tugas yang tidak memberatkan siswa, dan memberikan rentang waktu satu minggu dalam pengumpulan tugas
  • Merespon ketika ada siswa yang bertanya tentang materi yang tidak dipahami ataupun meminta tugas yang telah terlewat.
  • Langsung merekap daftar hadir dan tugas yang telah dikumpulkan oleh siswa, sehingga akan tahu mana siswa yang selalu aktif dan mana siswa yang tidak aktif. Karena ada siswa yang hanya mengisi daftar hadir saja tetapi tidak pernah mengumpulkan tugas, dan untuk siswa seperti ini harus segera ditindaklanjuti dengan melaporkannya ke wali kelas atau berkomunikasi dengan orang tua siswa.
  • Selalu mengingatkan dan memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan kata-kata yang positif yang bisa membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
  • Memberikan pujian dan ucapan terimakasih kepada siswa yang selalu merespon dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
  • Memperhatikan siswa yang sudah bebarapa kali tidak aktif dalam pembelajaran dengan cara mengirim chart kepada siswa secara langsung sehingga tahu kondisi siswa. Terkadang siswa ada yang sedang sakit, ada acara keluarga, ada keluarganya yang meninggal, sedang berada di luar ataupun di rumah neneknya. Dan tetap mengingatkan supaya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ketika sudah sehat ataupun sudah ada di rumah.
  • Bagi siswa yang sering terkendala dengan kuota atau jaringan internet, dipersilahkan untuk mengumpulkan tugasnya ke sekolah

Walaupun banyak kendala tak terasa pembelajaran daring di semester 1 sudah berjalan beberapa bulan, dan tinggal beberapa hari lagi akan berakhir karena pada awal Desember sudah memasuki kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS).

Saya dan semua guru sudah sering mengingatkan kepada siswa untuk melengkapi tugas tugas yang belum dikumpulkan sebelum kegiatan PAS berlangsung, agar nilai raportnya tidak kosong. Sudah banyak siswa yang memberikan respon dengan meminta tugas yang sudah terlewat dan  mengumpulkannya ke guru mata pelajaran.

Apabila disuruh memilih antara pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka, tentu saja saya dan semua guru akan memilih pembelajaran tatap muka. Pada saat pembelajaran tatap muka seorang guru sebelum memulai pembelajaran bisa memberikan kata-kata motivasi untuk membangkitkan semangat belajar siswa atau memberi nasihat-nasihat yang bermanfaat kepada siswa. 

Siswa bisa langsung mendengar kata-kata motivasi atau nasihat yang diberikan oleh gurunya, sehingga bisa langsung tepat sasaran. Sedangkan kalau pembelajaran daring bila guru memberikan kata-kata motivasi ataupun nasihat di grup whatsApp belum tentu dibaca oleh siswanya, sehingga susah untuk memotivasi siswa belajar.

Pembelajaran daring ini walaupun sudah terbiasa, tetap suasananya berbeda dengan pembelajaran tatap muka di sekolah.  Siswa dan orang tua juga sering menanyakan kapan masuk sekolah lagi, karena sudah lelah dan bosan belajar di rumah. Suasana sekolah yang normal sudah dirindukan oleh guru, orang tua dan siswa. 

Ada kabar gembira bahwa pembelajaran di sekolah akan kembali dilaksanakan pada semester 2 mendatang. Mudah-mudahan saja bisa dilaksanakan karena walaupun kemungkinan masih Pandemi COVID-19, sekolah tatap muka bisa dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Sejak beberapa bulan yang lalu sekolah sudah mempersiapkan sarana yang dibutuhkan apabila dilaksanakan pembelajaran tatap muka, antara lain menyediakan banyak tempat untuk mencuci tangan, menyediakan sabun, handsanitizer, melakukan penyemprotan desinfektan di kelas-kelas, membeli termometer tembak dan membagikan  masker kepada siswa. Rasanya tak sabar menantikan kembali dibukanya sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka di era new normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun