Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Model Pengajaran Sastra

23 Maret 2021   10:26 Diperbarui: 28 September 2021   15:22 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by 14995841 from Pixabay 

Dikenal dua tradisi dalam pengajaran sastra yaitu tradisi pedantis dan rekresional. Kedua tradisi tersebut merupakan pendekatan yang berbeda dan sangat berpengaruh dalam pengajaran sastra (Irma Silviani dan Tri Lestyowati, Membaca dalam Kehidupan, 1990:126-127).

Agaknya pengajaran sastra oleh sebagian guru sastra cenderung menitikberatkan tradisi pedantis (menonjolkan bidang keilmuan) dengan menekankan pada metode biologis pembedahan yang menghasilkan pengetahuan tentang struktur dan teknik daripada tradisi rekresional yang menekankan pada upaya "menikmati" dan "menyelami" lautan kesusastraan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tidak mengherankan kalau timbul keluhan bahwa pengajaran sastra hanya membebani siswa dengan menghapal judul-judul buku, nama-nama pengarang, dan gramatika sastra lainnya, agar bisa menjawab pertanyaan dalam ujian dengan mengabaikan kesempatan bagi siswa untuk menikmati kesusastraan itu sendiri.

Untuk dapat menerapkan kedua tradisi tersebut, terutama menghidupkan tradisi rekresional, guru sastra harus bisa bersastra. Tidak usah dan tidak berarti guru sastra harus menjadi sastrawan. Namun, sebagai model pengajaran sastra pun sudah cukup. Artinya, guru sastra menjadi teladan bagi siswa dalam hal bersastra. Sebagai contoh kecil; guru sastra tidak hanya "pandai" menyuruh siswa membaca puisi tetapi ia sendiri pandai membaca puisi dengan baik di depan murid-muridnya.***

 

Bogor, 23 Maret 2021

Catatan: Artikel ini pernah dimuat harian Pikiran Rakyat, Minggu 7 Maret 1993. Disajikan dengan sedikit pengubahan. 

Artikel lainnya, "Pelajaran Mengarang Ternyata Menentukan Kualitas Pemimpin Bangsa" pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/604de0008ede4853ed27df92/pelajaran-mengarang-ternyata-menentukan-kualitas-pemimpin-bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun