Mohon tunggu...
tatang sunendar
tatang sunendar Mohon Tunggu... Guru - saya seorang trainer bagi pendidik dan tenaga kependidikan

saya seorang trainer bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Quovadis Penguatan Pendidikan Karakter

9 Mei 2017   19:45 Diperbarui: 9 Mei 2017   19:51 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memasuki tahun ketiga pemerintahan pak jokowi , satu demi satu janji kampanye direlisasikan, pembangunan inspraksturtur dikebut dan sudah mulai nampak disana sini , namun satu hal yang menjadi perhatian penulis yaitu terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia melalui penguatan  pendidikan karakter . pendidikan karater  ini merupakan bagian dari  program revolusi mental pak jokowi,  penguatan pendidikan karakter merupakan  gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) , penguatan pendidikan karater  mempunyai tujuan  mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai poros utama penyelenggaraan pendidikan.

Penguatan pendidikan karakter sangat urgent dilaksanakan mengingat fakta kehidupan sosial  sebagaimana dilansir oleh KPAI  disepanjang tahuan 2016 terekam antara lain  1) adanya sikap intoleransi, radikalisme/terorisme  2) tumbuhnya  separatisme  3) banyak korban narkoba 5,1 juta pengguna, 15.000 meninggal setiap tahun (BNN, 2016) 4) munculnya pornografi dan cyber crime, 1.111 kasus tahun 2011-2015 (KPAI),  5)  terjadinya penyimpangan seksual, 119 komunitas LGBT di Indonesia (UNDP, 2014 6 )  mulai munculnya krisis kepribadian bangsa dan melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara

Dari fakta tersebut menunjukan bahwa kehidupan sosial termasuk dalam kondisi  yang membutuhkan perhatian serius, masyarakat resah dan galau menghadapi hal tersebut , sehingga perlu upaya mengurangi atau menghambat  munculnya fenomena seperti data diatas, langkah antisipatif telah  dilakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan  melalui program penguatan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam bimbingan teknis implementasi kurikulum 2013, namun sungguh penulis sayangkan  materi/program  yang penting ini hanya disajikan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 2 jam saja sehingga para narasumber hanya sebatas membacakan powerpoint dan  diskusi kecil kecilan tanpa peserta diberi pemahaman yang luas dan komprehensif ditambah lagi   bahan yang seragam dan monoton  sebagaimana  telah disiapkan oleh kemdikbud,  akibatnya situasi pembelajaran hanya komunikasi searah kurang menginspirasi bagi peserta bimtek alih alih memahami serta menumbuhkan motivasi untuk melakukan gerakan penguatan pendidikan karakter  bagi peserta  melainkan  sikap acuh dan menjemukan.padahal penguatan pendidikan karakter itu harus menyentuh hati,pikiran ,  rasa dan raga  peserta bintek  yang  suka atau tidak suka bisa dikatakan termasuk dalam katagori yang merasa  guncang dan galau menghadapi perubahan kehidupan yang komplek, peserta diklat yang notabene guru dimikian repsponnya. Apalagi siswa yang akan menjadi sasaran program penguatan pendidikan karakter. Penulis berkeyakinan informasi yang disampaikan ke siswa pun tidak akan menyentuh hati,pikiran,rasa dan raga siswa karena materi yang dikuasai setengah setengah informasinya yang disampaikan pun tidak akan utuh padahal penguatan pendidikan karakter bisa jadi alat untu membentengi para siswa dari fenomena yang muncul seperti yang dilansir oleh KPAI sebagaimana sudah menjadi rahasia umum radikalisme tumbuh subur dikalangan anak muda.

Terkait dengan tumbuhnya sikap radikal penulis terkejut membaca salah satu tulisan di koran   dengan judul yang menarik” butuh tiga menit radikalkan pemuda,  hal ini disampaikan Abdul Rahman Ayub mantan pimpinan jamaah islamiah (JI) Australia. Lebih lanjut dilaporkan jika pemuda tersebut dalam keaadaan galau. sy tidak tahu dengan metode,pendekatan dan teknik apa yang digunakan sehingga prosesnya begitu cepat.nampaknya bisa juga di adopsi metodenya untuk menyebarkan virus pendidikan karakter untuk seluruh siswa, pemuda dan masyarakat.Pimpinan JI tersirat yakin bahwa dengan waktu yang singkat mampu mengubah hati,pikiran,rasa dan raga para pemuda, bagaimana dengan bapak ibu guru apakah bisa mengubah hati,pikiran, rasa dan raga siswanya dalam upaya penguatan pendidikan karater rasanya perlu waktu  untuk pembuktian

Kita menyadari  kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia satu provinsi dengan provinsi lainnya berbeda budaya,kebiasan, maupun  perhatian dari pemerintah setempat sangat beragam sekali   maka untuk program penguatan pendidikan karakter nampaknya perlu di rancang suatu materi yang 1).mengambarkan situasi yang dekat dengan kedidupan peserta didik, guru  maupun masyarakat daerah dimana sekolah berada  2) materi penyajian menggambarkan kearifan lokal sehingga mudah diingat dan dialami  dalam kehidupan sehari hari 3),materi berupa best practive dari sekolah/pemerintah kab/kota atau kelompok  masyarakat  yang telah berhasil melaksanakan penguatan pendidikan karakter.4) khusus untuk materi dalam kegiatan bimtek dipandang perlu mendatangkan ahli dan praktisi yang sudah berhasil  mengembangkan program penguatan pendidikan karakter hal ini dilakukan agar pemateri tidak hanya sebatas membaca powerpoint saja tapi merupakan materi praktis yang bersifat implementatif . Langkah selanjutanya  memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan dinas instansi pemerintahan seperti kepolisian dan TNI  untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter .

Semoga ada kaajaiban......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun