Mohon tunggu...
Tatank
Tatank Mohon Tunggu... swasta -

Saya adalah lelaki yang sedikit nakal, namun baik hati. Tapi anda tak perlu percaya sepenuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Cinta Tak Berbalas, Kembalilah pada Kebodohan

10 Januari 2016   13:33 Diperbarui: 10 Januari 2016   15:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika mimpi-mimpi dipenuhi harapan maka kau adalah orang yang paling berbahagia di dunia. Semua serasa indah dan dipenuhi energi positif. Tak ada rasa lelah di setiap gerak. Setiap orang yang ditemui adalah seperti teman lama dan saudara.

Semua akan kau berikan kepada siapapun yang menyapamu. Mereka adalah orang-orang yang seolah memberimu ruang bermain yang menyenangkan. Mereka adalah penikmat suasana gembira hatimu

Tak ada kata sedih
Tal ada kata murung
Tak ada kelesuan

Hidup adalah sebuah karunia. Dan setiap karuniamu menjadi karunia bagi orang lain.

Namun semua itu bisa berbalik arah, ketika cinta yang kau bawa tak berbalas. Hidup tak menjadi tak lebih ruang kecil di dalam kotak yang dingin dan gelap. Tempat rasa malu dan kemarahan berdiam. Tempat dimana langkah tak jauh dari batas.

Setiap detik adalah penderitaan. Karena kemarahan diri tak mau berdamai dengan realitas.

Setiap orang pernah mengalami cinta tak berbalas, dalam aneka bentuk. Bukan semata cinta pada pujaan hati. Tapi cinta yang tumbuh dari ketulusan diri, namun sulit diterima pihak lain karena berbagai sebab. Ada cinta yang tak bisa terbaca oleh orang lain. Atau orang lain yang tak punya cinta untuk menerima cintamu.

Ketika cinta tak berbalas, segeralah kembali ke titik dimana dulu kau belum memiliki cinta. Tempat bagimu menemukan diri dalam kepolosan dan ' kebodohan'. Tempat dimana cinta belum disadari secara logika sebagai sebuah cinta. Cinta berbungkus logika yang terselip ego dan kemegahan diri.

Selamat Bercinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun