Mohon tunggu...
Tamara Ellen
Tamara Ellen Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Halo, saya Tamara Ellen saat ini usia saya baru menginjak 21 tahun dan sedang menjalani perkuliahan S1 jurusan Akuntansi. Selain itu, Saya cukup tertarik mengenai dunia psikologi dan isu isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rasisme yang Terjadi di Kehidupan Sosial

28 Oktober 2021   13:20 Diperbarui: 28 Oktober 2021   13:24 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasisme, prasangka / prejudice, dan diskriminasi adalah suatu tindakan atau perilaku kepercayaan atau doktrin yang menyatakan terdapat perbedaan biologi terhadap ras manusia untuk menentukan pencapaian norma budaya atau individu. Pada umumnya, seseorang atau golongan yang melakukan Tindakan rasisme atau rasialisme merasa bahwa ras mereka merupakan ras tertinggi diantara ras lainnya, sehingga mereka memandang rendah ras lainnya. Rasisme sering dikaitkan dengan pemahaman diskriminasi suku, agama, ras, adat atau golongan tertentu, tidak sedikit menyinggung fisik seseorang. Menurut Pramoedya Ananta Toer yang dikenal sebagai penulis novel "Bumi Manusia" ini mengatakan bahwa, pengertian Rasisme atau rasialisme adalah pemahaman yang menolak suatu golongan masyarakat yang berdasarkan atau berbeda ras.

Sejarah Rasisme

Menurut Prof. DR. Alo Liliweri dalam Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005), asal mula istilah ras diketahui muncul sekitar tahun 1600. Kala itu, Francois Bernier, pertama kali mengemukakan gagasan tentang perbedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.

Macam-Macam Bentuk Rasisme

Perilaku maupun Tindakan rasisme sering terjadi diberbagai tempat dan waktu. Menurut Lilian Green seorang pendiri North Star Forward Consulting, mengatakan bahwa rasisme memiliki 4 dimensi berbeda, yaitu : Internal, Interpersonal, Institusional, dan sistematik.

  1. Rasisme Internal, bentuk rasisme ini mengarah kepada pikiran, perasaaan dan Tindakan seseorang secara sadar maupun tidak sadar. Contoh dari bentuk rasisme ini adalah mempercayai stereotip terhadap rasa tau kelompok yang negatif tetapi mereka seringkali menyangkal adanya Tindakan rasisme.
  2. Rasisme Interpersonal, tindakan rasis dari satu orang ke orang lain yang dapat mepengaruhi interaksi public. Seperti perilaku negatif pelecehan, diskriminasi, dan mengucap kata-kata tidak pantas terhadap satu golongan yang mereka anggap lebih rendah.
  3. Rasisme Institusional, adalah tindakan rasis yang dilakukan dalam institusi dan sistem politik, ekonomi maupun hukum yang secara langsung maupun tidak langsung menghidupkan diskriminasi terhadap dasar ras. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan kekayaan, pendapatan, serta Pendidikan. Contohnya seperti diskriminasi dengan cara membungkam suara seseorang dengan keadaan ras, ekonomi, maupun golongan tertentu  dalam suatu rapat atau suatu pertemuan yang mengutamakan sudut pandang terhadap golongan yang lebih dominan.
  4. Rasisme Sisematik, rasisme ini melibatkan institusi atau entitas yang berwenang dalam menegakkan kebijakan rasis, baik dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, maupun Pemerintah. Hal ini merupakan efek riak dari ratusan tahun perilaku atau tindakan rasis dan diskriminatif yang masih berlangsung hingga saat ini.

Penyebab Rasisme

Rasisme bisa terjadi terhadap siapa saja serta tindakan rasisme tidak memandang umur baik korban maupun pelaku rasisme. Berikut adalah berbagai macam penyebab terjadinya tindakan rasime yang seringkali ditemui baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

  • Sosialisasi dalam Keluarga, Keluarga merupakan lingkungan terdekat dalam kehidupan sosial manusia, sehingga keluarga dapat menjadi salah satu faktor penyebab rasisme. Hal ini dapat menjadi rantai kebencian yang disampaikan kepada antargenerasi.
  • Keputusan Kebijakan Pemerintah, Pada umumnya penyebab terjadinya rasisme yang sering terjadi adalah akibat dari keputusan pemerinah. Hal ini dipengaruhi oleh sikap otoriter dari pemimpin dalam suatu pemerintahan.
  • Budaya serta Adat Istiadat, Budaya dan istiadat setiap daerah tentu memiliki pemikiran serta pemahaman yang berbeda. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor terjadinya tindakan maupun perilaku rasisme akibat pemahaman yang berbeda sehingga menganggap ras maupun budaya lain lebih rendah.
  • Sosial Media & Media lainnya, Saat ini penggunaan teknologi semakin tinggi dan mudah digunakan. Seperti berita, ujaran kebencian pada laman media online, serta acara film maupun cerita yang ditayangkan diberbagai media dapat menimbulkan perspektif yang negatif akibat sering terpapar hal negatif yang muncul pada sosial media. Seperti ujaran kebencian yang terjadi pada sosial media di Instagram, Twitter, maupun sosial media lainnya. Ketika salah satu dari sekian banyak pengguna sosial media yang melihat ujaran kebencian tersebut dan salah mengartikan serta termakan berita palsu atau biasa disebut hoax akan membuat suatu pemikiran yang negatif sehingga terjadinya rasisme karena salah mengartikan suatu berita yang tidak benar serta tidak mencerna berita tersebut dengan baik dan bijak.

Contoh Kasus Rasisme

            Pada tahun 2020 di Amerika Serikat, terjadi kasus kematian terhadap orang Amerika dengan ras kulit hitam. Pria Bernama George Floyd saat itu sedang duduk di dalam mobil yang berada di depan toko Cup Foods di daerah Minneapolis. Polisi mendatangi Floyd atas tuduhan bahwa ia menggunakan uang palsu dengan nilai 20 USD (Kurang lebih Rp. 300.000,-)  di sebuah toko makanan. Dalam rekaman video yang beredar, polisi yang bernama Derek Chauvin menekan Floyd ke arah trotoar dengan kedua tangan diborgol dan Polisi tersebut berlutut diatas leher Floyd selama hamper 9 (Sembilan) meni lamanya. Selain Derek Chauvin terdapat 3 petugas polisi lainnya yang membantu menahan Floyd. Saat tim medis tiba ditempat kejadian, nyawa Floyd tidak dapat tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia. Hal ini terjadi akibat tindakan rasisme yang dilakukan seorang petugas kepolisian yang bernama Derek Chauvin terhadap ras kulit hitam di Amerika. Akibat kejadian ini, hampir seluruh kalangan di Amerika maupun berbagai belahan dunia lainnya menaikkan taga

            Selain di Amerika, di Indonesia juga seringkali terdapat tindakan rasisme. Menurut mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bali asal Papua, Joice Etulding Eropdana, Tindakan rasisme sudah menjadi hal yang biasa seperti mendapatkan tatapan sinis hingga mendapatkan cemooh untuk merendahkan. Menurut Joice, orang Papua hanya ingin menyuarakan berbagai pendapat mengenai pelanggaran. "Tentang kekerasan di Papua, pelanggaran HAM di papua. Ssaat kami ingin memberikan pendapat di ruang publik, itu kami direpresi oleh aparat. Dan berbagai ujaran rasial itu selalu kami terima, bukan hal yang satu dua kali kami alami, tapi sering kami alami." Ungkap Joice yang saat itu sedang dalam diskusi 'Papuan Lives Matter' (Nyawa Orang Papua itu Penting).

Dampak Negatif Ujaran Kebencian Rasisme

            Seperti yang kita ketahui, rasisme merupakan pola piker yang negatif terhadap golongan tertentu, baik ras, agama, maupun kasta tertentu. Rasisme dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, melakukan tindakan kekerasan, menatap sinis, mengucapkan kata-kata yang tidak pantas terhadap golongan tertentu, bahkan rasisme dapat disampaikan melalui kata-kata sarkas, atau sindiran yang ditutupi oleh humor. Tindakan rasisme ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi penerima ujaran rasisme diantaranya adalah :

  • Hipertensi, bedasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), seseorang yang seringkali menjadi korban rasisme memiliki potensi yang besar untuk mengalami tekanan darah atau hipertensi akibat stress.
  • Penyakit akibat pola hidup tidak sehat, Stress akibat mendapatkan tekanan rasisme dapat menimbulkan pola hidup tidak sehat seperti, merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan serta dapat melakukan penyalahgunaan narkoba.
  • Gangguan tidur, kondisi fisik lain yang dapat menjadi korban rasisme adalah gangguan tidur serta gangguan terhadap psikis seseorang terutama pada korban usia separuh baya.

Tidak hanya contoh diatas dan dampak negatif terhadap fisik saja, rasisme juga dapat berisiko menimbulkan kesehatan mental yang tidak baik untuk para korban. Beberapa masalah yang sering dialami oleh korban rasisme, diantaranya :

  • Stres
  • Depresi
  • Kondisi emosi yang tidak stabil
  • Ganggugan kecemasan
  • Gangguan Stres Pascatrauma atau Post-traumatic stress disorder (PTSD)
  • Keinginan untuk bunuh diri

Kesimpulan 

Rasisme adalah isu yang penting dan serius karena dapat meruntuhkan motivasi, harapan, dan semangat seseorang. Dampak negatif yang yang timbul bisa muncul ketika tindakan rasisme terhadap korban diberikan secara verbal maupun fisik. Rasisme merupakan tindakan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap korban rasisme, baik fisik, kesehatan mental bahkan dapat merenggang nyawa seseorang. Tindakan rasisme bukanlah tindakan yang benar, mengingat kita semua merupakan manusia yang merupakan makhluk sosial sebagai sesama manusia lebih baik untuk saling membantu daripada saling menjatuhkan. Tindakan rasisme dapat diminimalisir dengan berjalannya waktu. Kita dapat mengarahkan serta mengedukasi anak-anak generasi muda mengenai keberagaman, kesehatan mental, hingga gotong-royong. Selain itu, rasisme juga dapat di redam dengan cara menolong korban baik melalui sosial media maupun dalam kehidupan nyata. Walau tindakan diatas tidak mudah untuk mengubah perilaku rasisme yang sudah sering terjadi, namun kita sebagai sesame makhluk sosial sudah membantu mengurangi tindakan tersebut, serta menolong korban untuk memiliki harapan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun