Mohon tunggu...
Tata HarsyaniFatikasari
Tata HarsyaniFatikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Jatuh Cinta Ditinjau dari Perspektif Islam

18 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:47 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cinta merupakan perasaan yang timbul ketika seseorang sangat diterima dan dihargai oleh orang lain. Menurut Abraham Maslow cinta adalah tahap dari aktualisasi diri sehingga menyebabkan seseorang bertindak atau berperilaku yang bersifat produktif dan kreatif. Dalam Islam, Allah memerintahkan manusia untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia dan sesama umat muslim agar mempererat ukhuwah Islamiyyah. Jatuh cinta pada lawan jenis harus dipahami bahwa terdapat batasan-batasan dan tidak  bisa sembarangan dalam mengekspresikan perasaan cinta.

Ketika seseorang mengalami emosi jatuh cinta maka neurotransmiter dan neuropeptida yang terkait dengan sistem limbik akan diaktifkan. Area otak yang terdampak ketika tahap awal jatuh cinta memiliki pola yang sama dengan penderita sindrom obsesif kompulsif. Cinta dapat menimbulkan kegelisahan emosional namun di lain pihak emosi cinta juga dapat berfungsi sebagai pereda stres tergantung dari keberhasilan tahapan proses jatuh cinta sebagai suatu bagian dari tingkah laku sosial manusia.

Dalam Islam ada beberapa syarat dalam jatuh cinta diantaranya :

1. Tidak mendekati zina

Terdapat dalam firman Allah QS. Al Isra : 32 yaitu : "Dan janganlah kalian mendekati zina ; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yangkeji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra : 32). 

Meskipun begitu tapi sangatlah mustahil jika cinta tidak didasari dengan hawa nafsu, karena setan itu senang menggoda manusia apalagi seorang laki- laki dan perempuan sedang berduaan di tempat yang jauh dari keramaian.

2. Tidak mengikuti langkah-langkah setan

Larangan mengikuti langkah setan tertuang dalam firman Allah QS. Al Baqaarah : 168-169 yang berbunyi : "Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan ; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui" (QS. Al Baqaarah : 168-169).

3. Mengarahkan kepada hal yang halal Perintah untuk mengekspresikan rasa cinta yang halal tertuang dalam firman Allah QS. An Nisa : 1 yang berbunyi : "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-Mu yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya. Dia menciptakan jodohnya dan mengembangbiakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan ; dan bertakwalah kepada Allah Swt yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah Swt adalah pengawas atas kamu". (QS. An Nisa : 1).

Dr .Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Cinta dalam Pandangan Islam, menjelaskan bahwa cinta merupakan perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri, dan terpautnya hati orang yang mencintai pada pihak yang dicintainya. Lebih lanjut Dr Abdullah Nashih mengatakan sebab 4 perkara wanita dinikahi yaitu karena agamanya, kekayaanya, kecantikannya. Mungkin mencari cinta itu mudah tapi cara menjaganya itu yang sulit berikut adalah cara menjaga dan juga merawat cinta.

Adapun cara merawat cinta itu adalah, pertama, meluruskan niat. Agar cinta berbuah ibadah, sucikan niat dalam bercinta karena Allah SWT semata, mencintai secara proporsional. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah [2]: 216), memproklamirkan cinta. Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang mencintai saudaranya hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi), memandang dengan penuh cinta. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Barang siapa yang memandang saudaranya dengan pandangan cinta (kasih sayang), maka Allah mengampuninya.".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun