Mohon tunggu...
Tasya AvianiPopang
Tasya AvianiPopang Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Musim Hujan Terasa Seperti Kemarau di Yogyakarta, Ada Apa?

22 Januari 2020   22:00 Diperbarui: 25 Juli 2021   10:55 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiempodesanjuam.com

Yogyakarta - Suhu pada malam hari di Yogyakarta panas dan membuat gerah. Hal ini disebabkan oleh pola angin yang menyebar sehingga tak ada awan di angkasa. Yang seharusnya awal tahun menjadi musim penghujan kini menjadi seperti musim kemarau.

Semula Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati Yogyakarta menyatakan bahwa, fenomena ini disebabkan oleh hembusan muson Australia atau angin timuran yang mencapai Sulawesi dan Jawa.

Setelah melakukan pengamatan kembali, informasi tersebut di ralat oleh Staklim Mlati Yogyakarta.

"Cuaca cerah ini karena adanya pola angin yang menyebar sehingga potensi pembentukan awan kecil," Ujar Kepala Staklim Yogyakarta, Reni Kraningtyas.

Tidak terbentuknya awan mengakibatkan cuaca cerah dan radiasi matahari ke bumi lebih besar, sehingga suhu udara pun semakin lebih panas.

Stakim Mlati Yogyakarta memprediksikan kondisi ini akan normal kembali pada tanggal 22 Januari 2020.

Reni menghimbau agar masyarakat menjaga kesehatan di saat anomali cuaca ini. Ia juga menghimbau agar warga memperbanyak minum air putih.

"Diharapkan masyarakat bisa menjaga stamina. Selain itu berhati-hati bila terjadi dehidrasi yang diakibatkan oleh cuaca," jelas Reni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun