Mohon tunggu...
TASYA KHAIRUNNISA 2021
TASYA KHAIRUNNISA 2021 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Political Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Revolusi Islam Iran dan Kaitannya di Indonesia, serta Protes Kematian Mahsa Amini

3 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 4 Desember 2022   07:01 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Revolusi Islam Iran

Rentang sejarah yang cukup panjang telah dilalui oleh Republik Islam Iran, mulai dari abad ke-6 SM, di mana Iran dahulunya dikenal dengan Persia (salah satu imperium terbesar yang ada di dunia selain Romawi).  Dalam kancah perpolitikan dan peradaban dunia, bangsa Iran sejak dahulu termasuk ke dalam bangsa yang diperhitungkan.

Iran dalam peta dunia Islam merupakan representasi kawasan Persia, di mana penduduk mayoritasnya menganut paham Syiah Imamiyah.  Sejak berdirinya Dinasti Safawi pada 1501, paham Syiah Imamiyah bisa dibilang mendapat tempat yang khusus sebagai mazhab resmi negara.  Pengaruh dari mazhab Syiah Imamiyah semakin terlihat pada bangsa Iran, khususnya pasca-terjadinya Revolusi Islam Iran pada 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini dan berhasil menggulingkan Dinasti Pahlevi.  Dalam hal ini, mazhab Syiah menjadi pengaruh dalam pembentukan struktur sosial dan pemerintahan bangsa Iran.

Negara Iran merupakan negara yang menganut Syiah terbanyak di dunia. Dalam konteks politik, Syiah memiliki misi untuk mensyiahkan dunia Islam dengan menggunakan sistem Wilayat al-Faqih. Pemegang kedaulatan tertinggi dalam hierarki kekuasaan sistem Wilayat al-Faqih adalah Allah Swt., sedangkan pemegang kekuasaan penuh adalah Imam Mahdi yang sekarang diyakini dalam masa kegaiban panjang (ghaibah kubra) dan wali fakih merupakan pelaksana tugas selama kegaiban Imam Mahdi.  

Dalam hal ini, Wilayat al-Faqih merupakan sebuah konsep pemerintahan yang berkaitan dengan konsep teo-demokrasi.  Dalam menghindari penyelewengan yang berpotensi dilakukan fakih, maka dipilihlah bentuk republik yang menghadirkan konsep trias politica serta pemilihan melalui pemilu.

Sejalan dengan penjelasan di atas, Wilayat al-Faqih dijabat oleh seorang faqih, yang memiliki sikap adil, saleh, bijak, berani, ahli dalam hal administratif, kapabel (orang yang sanggup memangku jabatan tertentu), dan akseptabel (pantas diterima) oleh mayoritas rakyat sebagai figur panutan mereka.  Kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan Wilayat al-Faqih dipegang oleh seorang fakih yang dinilai memiliki keunggulan dibandingkan fakih yang lainnya.  Fakih yang memegang kekuasaan ini disebut sebagai rahbar atau pemimpin spiritual.  Jabatan ini dipegang seumur hidup, kecuali rahbar dinilai menyimpang oleh Majelis Ahli dari hukum Islam dan konstitusi.

2. Protes Kematian Mahsa Amini 

Terdapat sejumlah gelombang protes terhadap rezim teokrasi Iran usai berkuasa sejak Revolusi Islam Iran 1979.  Aksi massa ini dipicu oleh adanya kematian Mahsa Amini. Beberapa waktu belakangan ini, Iran dilanda gelombang protes dan kerusuhan yang terjadi di berbagai kota. 

Demonstrasi yang dilakukan di berbagai kota, termasuk Teheran (ibu kota Iran), tidak jarang berlangsung secara rusuh.  Demonstran melakukan pembangkangan terhadap aparat keamanan, di mana demonstran perempuan beraksi dengan membakar hijab, dan ada pula bentrokan dan pembakaran terhadap motor polisi.  Tahun 2009 merupakan masa dari adanya gelombang protes yang dirasa paling mengancam rezim Ali Khamenei.  Kala itu, demonstrasi yang disebabkan pemilu tahun 2009 menjadi meluas hingga muncul tuntutan reformasi secara besar-besaran.

Terkait dengan Mahsa Amini, wanita muda berusia 22 tahun yang ditangkap oleh patroli polisi moral karena penggunaan jilbab yang tidak sesuai dengan aturan yang diberlakukan di Iran.  Setelah ditangkap, tak lama kemudian Mahsa Amini dilarikan ke rumah sakit karena mengalami koma dan dinyatakan meninggal pada 16 September 2022 saat dirawat di Rumah Sakit Kasra di Teheran.  Pihak keluarga mengklaim bahwa Amini sempat dipukul oleh polisi moral saat di mobil, hal itu dibuktikan dengan adanya luka di bagian kepala Amini.

Polisi membantah tuduhan yang dilayangkan tersebut, dan berkata bahwa Amini dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, tetapi pihak keluarga balik membantah dengan mengatakan Amini tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Adanya kematian mencurigakan Amini inilah yang membangunkan aksi demonstrasi besar-besaran terhadap rezim Iran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun