Mohon tunggu...
3MA14_TasyaHarumAmelia
3MA14_TasyaHarumAmelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Communication Student at Gunadaema University

slow progress is better than no progress

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Kedai Kopi Kekininian di Masa Pandemi Covid-19

22 November 2021   17:16 Diperbarui: 22 November 2021   17:40 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, Selasa 2 Oktober 2021 - Pandemi Covid-19 menjadi wabah yang menakutkan bagi seluruh kalangan terutama wirausaha/pebisnis, banyak dari mereka yang berjuang ditengah Pandemi Virus Corona ini dan banyak pula yang harus rela usaha mereka gulung tikar karena sepinya pembeli. 

Penyebaran virus ini, di Indonesia semakin hari semakin meningkat setiap harinya, karena hal tersebut banyak sekali pebisnis yang merasakan dampaknya seperti, memecat sebagian karyawan, omset menurun drastis atau bahkan tidak ada pengunjung yang datang. 

Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat dalam mencegah penyebarannya, masyarakat diminta melakukan karantina mandiri dan melakukan semua aktivitas di rumah melalui sistem online termasuk sekolah, pekerjaan dan aktivitas lainnya. 

Namun, keberlangsungan bisnis tetap harus berjalan agar bisnis tersebut bertahan walaupun sedang di masa- masa sulit seperti ini dengan sistem protokol yang membatasi jumlah pengunjung yang datang, pengunjung wajib menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain, Toko dan tempat swalayan lainnya juga harus mensterilkan tempatnya menggunakan desinfektan, menyediakan handsanitizer dan mengecek suhu tubuh tiap pengunjung yang datang.
Tren bisnis kopi berubah akibat pandemi COVID-19, kini minum kopi sudah menjadi gaya hidup yang kemudian berkembang menjadi trend di semua kalangan, mulai dari remaja, mahasiswa, pekerja kantoran, sampai masyarakat umum. 

Orang-orang menjadikan coffee shop tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga untuk nongkrong bareng teman-teman, bahkan untuk mengerjakan pekerjaan kantor dan melakukan pertemuan penting. terlebih kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat para pelaku di industri kopi harus menyesuaikan pola bisnis sebagai bentuk respon agar tetap bertahan. 

Berbagai strategi dilakukan oleh para pengusaha coffee shop untuk bertahan di masa PPKM. Karin Syifaura selaku Owner dari Kedai Kopi Sakti, mengakui sangat sulit untuk  beradaptasi di masa pandemi COVID-19, Terlebih pasar dari usahanya adalah para mahasiswa dan pekerja kantoran yang datang untuk menikmati kopi.

Penerapan kebijakan work from home (WFH) akhirnya mendorong Kopi Sakti untuk lebih serius menggarap penjualan online, salah satunya bisa melalui platform media sosial atau gojek, grab, dll. 

Namun, seiring berjalannya waktu usaha kopi shop di Indonesia berkembang cepat lewat inovasi berbagai produk kopi serta pemanfaatan teknologi dan sarana promosi di media sosial. 

Peningkatan penjualan kopi secara online dan take away berdasarkan data Speciality Coffee Association (SCA) mencapai 109 persen di seluruh dunia. 

Selain itu, sebanyak 30 persen kenaikan perubahan pola pembayaran menjadi non-tunai di seluruh dunia untuk pembelian kopi, hal ini berpengaruh signifikan terhadap peningkatan opsi layanan antar pesanan sebesar 300 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun