Mohon tunggu...
Tasya Amelia Auranisa
Tasya Amelia Auranisa Mohon Tunggu... Insinyur - be an extraordinary is a must.

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember NIM 191910501028

Selanjutnya

Tutup

Financial

Anggaran dan Sumber Pembiayaan Pembangunan Bandara Kualanamu yang Mencapai 5,8 Triliun

30 Maret 2020   12:08 Diperbarui: 30 Maret 2020   12:12 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Menurut Ikhsan (2009:173) "Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan sesuatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. anggaran merupakan istilah singkat dari perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan tujuan-tujuan terhadap organisasi dan penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjalankan operasional sehari-hari". Pada dasarnya anggaran adalah sejumlah biaya yang disediakan untuk pelaksanaan suatu kegiatan yang direncanakan dalam waktu tertentu, anggaran juga  merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian  dalam organisasi sektor publik.

Sedangkan pengertian pembiayaan ialah menyediakan sejumlah uang yang diperuntukkan sebagai kesepakatan antara satu pihak dengan pihak lainnya. sumber pembiayaan juga disebut sebagai  pemasukan Tabungan pemerintah.  Sumber pembiayaan  dibedakan menjadi sumber pembiayaan konvensional dan nonkonvensional.  Contoh dari sumber pembiayaan konvensional adalah APBD dan APBN serta pajak.  Sedangkan sumber pembiayaan non konvensional ialah PPP (Private Public Partnership), DIF (Development Impact Fee),dll.

Pada artikel ini akan diangkat studi kasus mengenai anggaran dan sumber pembiayan dalam pembangunan Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara. Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani Kota Medan, Sumatra Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia. Bandara Kualanamu dibangun untuk menggantikan Bandara Polonia Medan.

Wacana perelokasian Bandara Polonia ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun dianggap tidak representatif lagi untuk menampung pergerakan penumpang dari dan menuju Sumatera Utara. Dengan kapasitas melayani maksimal hingga 900 ribu orang, sementara arus penumpang di Polonia telah mencapai hingga lima juta orang per tahun.

Pembiayaan pembangunan bandara tersebut merupakan hasil kerjasama Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II. Sebanyak 59% pembiayaan berasal dari Kementerian Perhubungan. Sementara itu, 41% atau Rp 2,5 triliun ditanggung oleh Angkasa Pura II. 59% anggaran negara senilai Rp 3,3 triliun dialokasikan untuk persiapan tanah, runway, taxiway, apron gedung pemerintahan, navigasi, serta bangunan operasional.

Bandara Kualanamu dibangun melalui 3 tahap dalam kurun waktu sekitar 6 tahun dimulai sejak juni tahun 2006. Pada tahap pertama pembangunan direncanakan akan selesai pada tahun 2009 dan akan dioperasikan tahun 2010 dengan daya tamping 8 juta penumpang. Namun akhirnya pembangunan tahap 1 selsai pada tahun 2013. Keterlambatan ini disebabkan oleh penyelesaian air side yang berjalan lambat karena keterbatasan biaya.

Anggaran pembangunan proyek Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang oleh PT Angkasa Pura II (AP II) ternyata membengkak hingga Rp 500 miliar padahal awalnya anggaran pembangunan Bandara Kualanamu hanya 2,5 Trilliun. Sehingga membuat AP II harus merogoh dana proyek lebih besar lagi dari estimasi awal.

Pada pemaparannya, tim pelaksana yang diwakili Joko Waskito sebagai pimpinan proyek sektor privat dan Prio Budiono untuk sektor publik, menyebutkan adanya pembiayaan operasional pembangunan cukup besar yang belum tertutupi. Kebutuhan tersebut terletak pada pos pembangunan sektor publik untuk periode 2010, yang jumlahnya mencapai Rp 1,4 triliun lebih.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya penambahan berbagai fasilitas anggaran pembangunan. Bahkan anggaran tersebut dikatakan bakal membengkak lebih besar lagi karena PT AP II terus akan melakukan pembangunan berbagai fasilitas dan kapasitas Bandara Kualanamu.

Namun, akhirnya pembangunan Bandara Kualanamu tahap 1 berhasil dilakukan dengan muatan penumpang sebesar 8juta. Sementara itu, pembangunan bandara Kuala Namu tahap kedua, rencananya akan meningkatkan kapasitas penumpang di bandara tersebut menjadi 16 juta penumpang.

Diketahui PT Angkasa Pura II (Persero) atau APII sudah melakukan roadshow ke beberapa investor mancanegara untuk memenuhi kebutuhan dana proyek perluasan Bandara Kualanamu. Proyek perluasan Bandara Kualanamu direncanakan akan dilakukan dengan dua tahap dengan nilai total investasi sekitar Rp 20 triliun. Namun, dana yang dibutuhkan untuk tahap pertama sebesar Rp7 triliun.

PT Angkasa Pura II (persero) berencana akan menawarkan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara senilai Rp11 triliun pada swasta. Hal ini sebagai strategi untuk pengembangan bandara internasional tersebut dalam jangka panjang. Dalam penyusunan skema penawaran itu dimulai dari Rp4 triliun dan Rp7 triliun, yang dibutuhkan investasi untuk Bandara Internasional Kualanamu.

Dari sisi potensi, Bandara Kualanamu memiliki tingkat daya tarik tinggi bagi investor dibanding Bandara Changi Singapura. Sebab, selain lokasi yang strategis, Kualanamu memiliki wilayah udara dan daratan yang luas sehingga berpotensi sebagai hub internasional dan aerotropolis (airport city) atau kota bandara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun