Mohon tunggu...
Tasya Maulita
Tasya Maulita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilkom UAJY

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tak-Tik dan Daya Tarik Disney

8 November 2020   20:56 Diperbarui: 9 November 2020   04:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apa yang kalian ketahui tentang Disney? Apa yang muncul dalam benak kalian ketika kalian mendengar kata Disney? Sebagian besar orang pasti akan menjawab film yang menjurus pada dunia animasi, seperti Aladdin, The Little Mermaid, The Lion King, Alice in Wonderland, Beauty and the Beast, Dumbo, Frozen dan lainnya. Hal tersebut merupakan hasil karya dari perusahaan Disney.

Perusahaan Walt Disney merupakan perusahaan konglomerat terbesar yang berasal dari Amerika Serikat dan bergerak pada bidang industri film. Perusahaan ini didirikan pada awal abad 20 dibawah pimpinan Walter Disney. Menggunakan kartun animasi dan film layar lebar sebagai usaha komersial utama merupakan salah satu visi dari perusahaan Disney (McPhail, 2014). Perusahaan Walt Disney selalu memproduksi film-film yang keren dan sangat diminati oleh berbagai kalangan usia baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pendapatan pertahun dari perusahaan Disney yakni sekitar $38 Miliyar.

Perusahaan Disney memiliki cara tersendiri untuk menarik bahkan memuaskan penontonnya. Cara-cara yang dilakukan oleh Disney menjadikan Disney sebagai peringkat pertama perusahaan media di dunia (McPhail, 2014). Seiiring berkembangya zaman, selain menyajikan film animasi, Disney juga menyajikan film dalam bentuk live action. Seperti halnya pada film Aladdin yang dirilis pada tahun 2019. Film yang disutradari oleh Guy Ritchie merupakan hasil dari versi live action dari film animasi yang berjudul sama yang rilis pada tahun 1992. Pendapatan dari film ini berhasil meraup sekitar $1 miliar dengan pendapat kotor tertinggi pada tahun 2019 (Millah, 2019).Selain itu, soundtrack yang disajikan oleh Disney juga sangat menarik perhatian penggemarnya. Lagu yang berjudul A Whole New World yang dinyanyikan ulang oleh Zayn Malik dan Zhavia Ward menjadi ciri khas dari film Aladdin. Soundtrack ini sempat menjadi trending topic nomor 1 di Youtube Indonesia. Soundtrack lagu yang berjudul Let It Go juga digunakan untuk mengiringi film Disney yang berjudul Frozen. Setiap film Disney pasti akan menyajikan lagu-lagu yang dapat membuat pendengarnya menjadi kecanduan dengan lagu tersebut. Film-film yang disajikan oleh Disney jarang sekali membuat penonton kecewa, selain disisipkan soundtrack yang sangat memukai, pasti ada makna dibalik cerita Disney yang dapat diambil oleh penggemarnya. Hal tersebut juga dapat menumbuhkan imajinasi-imajinasi bagi para penggemarnya.

Strategi lainnya terjadi dalam sistem marketing yang dilakukan oleh perusahaan Disney untuk menarik perhatian masyarakatnya yakni dengan menjual merchandise. Tentu saja merchandise tersebut ada kaitannya dengan fashion, perusahaan Disney membuat berbagai macam fashion bahkan aksesoris atau pernak-pernik yang sesuai dengan tokoh-tokoh pada film Disney. Seperti halnya dampak dari masuknya film Disney di Indonesia yang terjadi pada anak-anak yang masih berusia TK-SD mereka memiliki imajinasi supaya sama seperti tokoh pada kartun yang mereka sukai, hal tersebut dapat dilihat dengan bagaimana seorang anak tersebut menggunakan kaos bahkan aksesoris yang ada kaitannya dengan kartun Disney supaya imajinasi dari anak tersebut terpenuhi.

Disisi lain, ada juga dampak dari masuknya film Disney di Indonesia. Secara tidak langsung, hal tersebut berdampak pada dunia perfilman di Indonesia. Yap, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan film-film yang diproduksi oleh luar negeri daripada film lokal, sehingga film lokal menjadi sepi peminat bahkan jarang sekali orang yang mengetahui film animasi yang ada di Indonesia. Penulispun menjadi salah satu dari sekian banyak manusia di Indonesia yang kurang mengetahui film animasi lokal. Kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan karena dari kecil penulis sudah mengkonsumsi film-film yang telah disajikan oleh Disney, sehingga penulis lebih minat untuk mengikuti perkembangan dari film Disney daripada film lokal. Tentu saja hal tersebut merupakan salah satu dampak dari konglomerasi media Amerika bagi masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Mcphail, T. 2014. Global Communication: Theories, Stakeholder, and Trends. UK: Willey Blackwell.

Millah, S. (2019). Pendapatan Film Disney Live Action Aladdin tebus US$1 Milar. Bisnis.com. Diakses dari https://lifestyle.bisnis.com/read/20190728/254/1129562/pendapatan-film-disney-live-action-aladdin-tembus-us1-miliar

#komglob09

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun