Pagi di kota pahlawan tak seperti biasanya , kala itu langit gelap bak matahati ditelan raksasa, rumah kecil seberang pohon mangga terlihat sepi dan sunyi hanya ada rintihan tangis seorang ibu tua yg tertegun di depan layar televisi sembari ada rasa penyesalan di dalam dirinya.
"Dikabarkan jasad seorang pendaki yang hilang beberapa waktu lalu telah ditemukan di alas lali jiwo gunung arjuna" ucap seorang reporter di Tv yang menyala
Mp"dian...dian anakkku" ucap ibu tua tadi disertai air mata yang menetes tanpa terasa .
( 2 Minggu sebelum sebelumnya)
"Bu, dian Mau izin minggu depan mau Ndaki kale anak-anak kampus mau ngerayain upacara 17 agustus di gunug arjuno"ucap dito dengan nada lembut
"Jangan ke arjuna le , gunung lainya aja loh" ucapnya spontan.
"Loh buk kenapa to kalo ke arjuna mesti ndak boleh", ketus si dian
"Uwes to ndak usah bantah nganut ae loh" sahut bu anis dengan nada tinggi
Setelah itu ibu pergi ke kamar meninggalkan dian dengan wajah penuh misteri
Keesokanya.
Semua teman teman dian sudah pre-pare(mempersiapkan logistik , packing packing dan lainya ) , setelah itu pergi ke rumah dianÂ