Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Tradisi Unik Jelang Pernikahan di Indonesia

6 Januari 2023   06:31 Diperbarui: 6 Januari 2023   06:34 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah satu Tradisi Pernikahan "Siraman" (Sumber: De More HomePhotoGraphy)

Indonesia merupakan negara yang akan keberagaman, mulai dari sosial, budaya, hingga agama. Bukan hanya itu, beraneka tradisi unik yang biasa dilakukan pada momen-momen tertentu juga menjadi ciri khas bangsa kita. Adapun momen-momen yang biasanya terdapat tradisi unik antara lain, pada bulan-bulan tertentu seperti syawal, kemudian momen kelahiran, hingga pernikahan.

Keberagaman budaya di Indonesia ternyata juga memengaruhi tradisi dan ritual di setiap daerah terutama pada upacara pernikahan. Pernikahan menjadi momen sakral bagi setiap pasangan yang akan menempuh kehidupan baru. Selain beragam, tradisi dan ritual di Indonesia juga bernilai unik dan tidak biasa. Berikut merupakan tradisi dan ritual unik di Indonesia:


1. Menculik pengantin wanita di Lombok
Tradisi pernikahan unik ini biasa dilakukan oleh suku Sasak, Lombok. Walaupun tradisi ini terkesan negatif jika dinilai dari kata "menculik" namun tentu saja ada aturan khusus dan tidak boleh sembarangan dalam melakukannya. Setelah diculik, sang gadis akan dibawa sementara ke rumah kerabat pihak pria.

Hal ini akan berlangsung sampai orang tua dari pihak gadis menyadarinya dan melapor pada pemerintah desa setempat. Bila mana dari kedua belah pihak telah sepakat dan setuju, maka akan sampai pada tahap selanjutnya yakni pembahasan  tentang upacara pernikahan secara lebih detail.

2. Pingitan jelang pernikahan di Jawa Tengah
Beranjak dari Lombok, kini beralih ke Jawa Tengah. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah jelang hari pernikahan yakni biasanya pasangan yang akan melangsungkan prosesi pernikahan dengan adat jawa akan melakukan tradisi pingitan untuk calon mempelai wanita.

Pingitan merupakan sebuah tradisi yang dilakukan dengan aturan untuk melarang calon pengantin wanita bepergian ke luar rumah dalam jangka waktu tertentu sebelum hari pernikahan. Tradisi ini dilakukan karena percaya bahwa manfaat dari tradisi pingitan ini bukan hanya sekadar mitos tetapi memang memiliki banyak manfaat. Salah satu rasionalisasi tradisi ini masih dipercaya adalah sebagai persiapan bagi calon pengantin wanita agar siap untuk menjalani serangkaian prosesi yang harus dilakukan saat melangsungkan acara pernikahan.

3. Kromojati di Yogyakarta
Meskipun beberapa masyarakat Yogyakarta masih ada yang melakukan tradisi pingitan seperti halnya di Jawa Tengah, tetapi baru ini diketahui Yogyakarta memiliki tradisi unik yang harus dipenuhi oleh calon pengantin sebelum melangsungkan upacara pernikahan khususnya untuk penduduk di Gunungkidul.
Adapun tradisi unik tersebut merupakan sebuah syarat dengan menanam 5 pohon jati di beberapa daerah kawasan Gunungkidul. Rasionalisasi kepercayaan terhadap tradisi unik dilatar belakangi oleh pemimpin daerah setempat yang kian  sedikit akan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

4. Uang Panai di Makassar
Tradisi unik selanjutnya datang dari Kota Anging Mamiri, Makassar. Salah satu kota di Sulse ini memiliki tradisi unik yang disebuth dengan "Uang Panai" tradisi ini masih kerap dilakukan oleh suku Bugis. Uang panai bermakna sejumlah mahar dalam bentuk uang atau harta benda dalam jumlah tertentu yang harus diberikan kepada keluarga mempelai wanita, sejumlah mahar tersebut memang telah disepakati dan disanggupi oleh keluarga mempelai pria dan wanita sebelum melangsungkan acara pernikahan.
Tingkat pendidikan dan derajat mempelai wanita akan memengaruhi jumlah uang panai. Semakin tinggi, maka semakin banyak. Meksipun sempat menuai kontroversi, tradisi Uang Panai masih dilakukan oleh masyarakat Bugis hingga saat ini. Dalam hal itu, tradisi ini bermaksud seolah pihak keluarga mempelai pria "membeli" sang mempelai wanita dengan sejumlah uang tertentu sesuai dengan kesepakaran sebelum melangsungkan pernikahan.

5. Melamar mempelai pria di Sumatera
Dalam bahasa gaul biasanya istilah "confess" menimbulkan polemik karena tindakan ini didominasi oleh kaum hawa, maka tidak lain di Sumatera ada tradisi yang unik nih, yakni tradisi yang dilakukan oleh mempelai wanita dengan melamar mempelai pria sebelum melakukan prosesi pernikahan, tepatnya tradisi ini menjadi kebiasaan masyarakat Minang. Dalam masyarakat Minang, pihak keluarga dari pengantin wanita akan datang dan melamar calon mempelai prianya sudah menjadi sebuah tradisi dan disebut dengan istilah *Maresek."

Jika disusur secara detail sebenarnya masyarakat Minang juga masih menerapkan hal yang sama seperti daerah lain pada umumnya, yakni mempelai pria akan mendatangi mempelai wanitanya. Hanya saja, tradisi Maresek ini dilakukan oleh keluarga dan calon pengantin wanita dalam rangka memperkenalkan diri kepada calon mempelai pria dan keluarganya. Nah, baru setelah itu, keluarga pria yang akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk membicarakan prosesi selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun