Cari angin alias keluyuran adalah istilah yang dipakai orang Indonesia apabila sedang bosan dan memutuskan untuk pergi keluar rumah. Bisa dengan berjalan kaki atau juga mengendarai kendaraan. Bisa sendiri-sendiri atau rame-rame. Bisa deket bisa juga jauh.
Ngomongin masalah cari angin, belum lama ini kami keluyuran ke arah Cidahu Sukabumi sambil melihat-lihat camping ground Batu Tapak di kaki Gunung Salak. Demi menghindari jalur neraka Bogor-Sukabumi yang terkenal macet, kami memutuskan untuk lewat jalan alternatif via Batutulis Bogor.
Tapi sayang, kontur jalan yang menanjak dan berbelok-belok membuat salah seorang kawan (dia memohon dengan sangat namanya tak disebutkan) merasa mual dan pusing. Kami jelas merasa heran melihat kondisinya.
Dia seharusnya sudah terbiasa dengan perjalanan semacam ini. Karena sering melakukan touring bersama komunitas mobil yang diikutinya.
Selidik punya selidik, dia mengaku telat makan malam sebelumnya dan juga tidur agak larut. Alhasil dia merasa tubuhnya kurang fit pagi itu.Â
Lebih setengah perjalanan, kondisi jalan mulai berubah. Selain sempit, permukaan jalan pun kerap tidak rata. Dibeberapa titik kami bahkan harus bergantian dengan kendaraan lain untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Pada saat kami parkir itulah "dia yang tidak mau disebut namanya" memilih turun dan mengeluarkan isi lambungnya. Untungnya Cidahu yang kami tuju jaraknya sudah tak begitu jauh.
Setelah istirahat, makan dan sholat kami memutuskan untuk pulang. Demi "dia yang tidak mau disebut namanya" dengan sangat terpaksa kami memilih jalur arteri sebagai rute pulang.Â