Mohon tunggu...
TARYONO
TARYONO Mohon Tunggu... Buruh - Menempuh jalan sunyi kerinduan

Lahir Januari 1986 di Palembang tinggal di Magelang-Jawa Tengah Pernah sekolah di : - TK Pertiwi Tegalsari Candimulyo Magelang - SD N II Tegalsari Candimulyo Magelang - SMP N 1 Candimuyo Magelang - SMA Muhamadiyah 1 Mungkid Magelang - Politeknik Muhammadiyah Magelang - Universitas Muhammadiyah Magelang - STIE SBI Yogyakarta Pernah aktif di : - Ikatan Remaja/Pelajar Muhammadiyah dari ranting s.d pimpinan pusat - Pemuda Muhammadiyah Magelang - DPD KNPI Kabupaten Magelang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Corona dan Kerinduan Teologis

8 Agustus 2020   07:01 Diperbarui: 11 Agustus 2020   18:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mengeluh, bingung, mengecam dan menghujat menjadi bunga-bunga media sosial beberapa bulan terakhir ini akibat dari datangnya makhluk kecil kasat mata semi-ghoib bernama covid-19 alias virus corona. 

Anak-anak pelajar dan mahasiswa terpaksa belajar dirumah dengan tugas berjibun dari guru dan dosen. Orang tua khususnya para Ibu harus berjibaku melawan kebiasaan yang juga harus mendampingi anak-anaknya belajar, mengerjakan tugas sekolah, mengajar ngaji tapi juga tetap harus belanja, memasak, bersih-bersih rumah, mencuci pakaian hingga merapikan jemuran, belum lagi ada Ibu-ibu yang masih harus bekerja baik kerja off line maupun online.

Saya sendiri tak mampu membayangkan betapa sibuknya istri saya mengurus dua anak kecil dan mengurus rumah sendirian. Sementara saya tak bisa pulang karena akses angkutan udara dan laut dari dan ke Papua ditutup total sudah hampir dua bulan ini. Sementara kerja tidak maksimal karena keterbatasan akses imbas dari pembatasan sosial. 

Sungguh saya benar-benar punya seorang istri yang "SUPER WONDER WOMEN". Mengerjakan semua urusan rumah, menjadi guru untuk anak-anak dan juga masih bekerja menjahit dan jualan.

Pantaslah Kanjeng Nabi Muhammad SAW secara eksplisit memerintahkan umatnya untuk menempatkan seorang perempuan "ibu" tiga kali lebih mulia dari pada ayah. Bahkan saking mulianya seorang wanita, Allah Ta'ala menempatkan syurga dibawah telapak kakinya.

Dalam ilmu ma'rifat ada yang menyebutkan bahwa ibu adalah wakil Gusti di dunia ini. Jika kita ingin hidup mulia, maka muliakanlah Ibu-mu, istri-mu, dalam makna lebih luas muliakanlah perempuan.

Selain berimbas pada persoalan sekolah, covid-19 juga berimbas pada masalah ibadah. Lihatlah, masjid-masjid jadi sepi tanpa jama'ah sholat termasuk sholat jum'at. Biasanya saat Ramadhan masjid begitu ramai dan meriah dengan segudang kegiatan hingga bulan syawal tiba. 

Numun tahun ini nampak Ramadhan tak semeriah tahun-tahun kemarin. Akan tetapi apakah dengan tanpa masjid lantas melunturkan esensi dari puasa ramadhan atau kemudian karena kita tidak sholat jum'at lebih dari tiga kali kemudian kita bisa disebut kafir? Atau saat sholat di rumah kemudian Allah SWT hanya memberi kita pahala 1 derajat saja?

Kemudian yang setiap Ramadhan biasa berangkat umrah ke Baitullah karena tahun ini tidak bisa ke Baitullah kemudian hilang kemulaiannya di hadapan Allah Subhanahu wata'ala?

Justru covid-19 ini adalah rencana dan atas kehendak Allah Ta'ala turun ke bumi manusia agar setiap manusia kembali kepada hakikat manusia yang sesungguhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun