Mohon tunggu...
TARYONO
TARYONO Mohon Tunggu... Buruh - Menempuh jalan sunyi kerinduan

Lahir Januari 1986 di Palembang tinggal di Magelang-Jawa Tengah Pernah sekolah di : - TK Pertiwi Tegalsari Candimulyo Magelang - SD N II Tegalsari Candimulyo Magelang - SMP N 1 Candimuyo Magelang - SMA Muhamadiyah 1 Mungkid Magelang - Politeknik Muhammadiyah Magelang - Universitas Muhammadiyah Magelang - STIE SBI Yogyakarta Pernah aktif di : - Ikatan Remaja/Pelajar Muhammadiyah dari ranting s.d pimpinan pusat - Pemuda Muhammadiyah Magelang - DPD KNPI Kabupaten Magelang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terpaku Di Bukit Tatanggo

6 Agustus 2020   05:45 Diperbarui: 8 Agustus 2020   08:35 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TERPAKU DI BUKIT TATANGGO


Sepuluh menit jarak tempuhnya
dari Kota Namlea
Ku daki dan ku bilang ada 158 jumlah anak tangga
Sebagaimana 158 bulan lalu aku berkata tentang kita berdua saja

Tiba di puncak sejauh mata memandang aku terpana
Luas terbentang alam begitu mempesona
Se elok gadis remaja berkerudung putih jingga
Parasnya cantik, gemulai enak dipandang mata
Karenanya aku berdiri di atas bumi Pattimura

Bukit yang berdiri tegak disebuah pulau dimana lebih dari dua belas ribu tahanan politik terasingkan 

Terbuang sejak tahun 1969 karena ego dan kepentingan penguasa

Di atas bukit berderet-deret terbentang cakrawala
Ku petik daun kayu putih selembar saja
Aku cium wanginya hingga merasuk ke dada
Seperti mencium wangi bidadari yang tak kembali bertahun-tahun lamanya

Kupetik lagi selembar daun kayu putih di sana
Masuklah ke dalam saku celana jeans nevada  warna biru tua
Sebagai bukti aku pernah berdiri di atas bukit Namlea
Bukit Tatanggo namanya

Bukit di Kabupaten Buru, lebih dari seratus enam puluh ribu jumlah penduduknya.


Di atas bukit nampak mendung mulai menyapa
Mengisyaratkan kaki agar melangkah pergi
Tak baik disini terlalu lama
Kan berganti insan menikmatinya

Wahai bukit yang menjulang tak begitu tinggi
Saat hendak melangkah pergi
Kaki terpaku di sini seperti ada sesuatu yang hadirnya kunanti

Enggan menuruni anak tangga
Dua kaki masih terpaku
Begitu kuat seperti membatu
Di puncak Bukit Tatanggo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun