Mohon tunggu...
Diah Lestari Handayani
Diah Lestari Handayani Mohon Tunggu... -

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Baper: Duh, Terbawa Perasaan Kok Ya Ngajak Bareng-bareng!

16 Juni 2016   17:01 Diperbarui: 16 Juni 2016   17:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/sunnyyoo3/lists/tebak-tebakan-lucu

Kata ‘baper’ asalnya dari singkatan ‘Bawa Perasaan’. Baper – sebagai bahasa gaul – lebih diartikan sebagai kondisi perasaan yang datang tiba-tiba tanpa disengaja. Dan bila berlanjut menimbulkan efek komplikasi. Komplikasinya bisa berupa rindu, kangen, galau atau cinta. Urusan hati deh pokoknya!

‘TerBawa Perasaan’ merupakan efek lanjutan setelah merasakan, melihat, atau mengalami sesuatu yang menyentuh perasaan. Ya mirip gula, makin diaduk makin larut-lah! (tambah manis ajah).

TerBawa Perasaan juga merupakan kondisi memaknai sesuatu yang awalnya sepele menjadi sangat serius hingga nyangkut di hati. Kebanyakan urusan asmara. (Urusan utang sepertinya gak menimbulkan efek baper).

Secara etimologi, penggunaan kata ‘baper’ muncul sebagai bahasa gaul anak muda. Serapannya ya dari dua kata ‘bawa’ dan ‘perasaan’. Selanjutnya digunakan sebagai identitas, menjadi kata yang unik dan memiliki nilai kekinian (gaul).  Anak-anak gaul inilah yang mempopulerkan ‘baper’.

Rasanya semakin riuh saja penggunakan kata ‘baper’. Terlebih di media sosial. Dan film ikut menjadi penyumbang kepopuleran kata ‘baper’ dalam memberikan efek ‘komplikasi berkelanjutan’ buat penonton. Celakanya, film-film bermuatan ‘baper’ ini memang laris. Cek saja film-film mutakhir seperti AADC2, Talak 3, Modus, Single, Ngenest merupakan film-film pemberi efek komplikasi berkelanjutan kelas ‘pecah’!

Yang paling fenomenal tentunya film Magic Hour dan London Love Story. Kedua film malah menggunakan kata ‘baper’ sebagai alat kampanye. Bahkan begitu identiknya dengan urusan ‘baper’, sampai-sampai sang bintang utama di kedua film ini, Michelle Ziudith, ditahbiskan sebagai ratu film ‘baper’. (Ini julukan dari @michellers – penggemar Michelle Ziudith yang memang berwajah melankoli, alamakk!)

Nyaris di materi kampanye film Michelle Ziudith, menggunakan kata ‘baper’. Hashtag ‘baper’ di media sosial juga bertebaran. Malah semakin kaya saja pemaknaan ‘baper’ di film terbaru Michelle Ziudith I Love You from 38000 Feet. Muncul lagi turunan dari kata baper: ‘baperbarbar’, singkatan dari ‘bawa perasaan bareng-bareng’. Maksudnya, melakukan ritual ‘baper’ bareng-bareng di dalam bioskop!

Unik kan? Kata yang membawa komplikasi lanjutan digunakan untuk ngajak bareng-bareng terbawa perasaan. Satu ajakan merayakan cinta, rasa kangen, rindu bahkan galau di dalam bioskop. Tinggal mau diniatkan seperti apa saat nonton filmnya. Yang jelas, kata ‘baper’ menjadi bahasa gaul yang populer saat ini. Baper menjadi daya pikat dari film yang memposisikan ‘menjual’ perasaan dan menawarkan keromantisan. Dan si wajah melankoli Michelle Ziudith mengajak para die hard-nya ber-‘baperbarbar’ di bioskop di Lebaran nanti.  

Tut-tut-tut, siapa mau ikut?

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun