Mohon tunggu...
Tartila Yazofa
Tartila Yazofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

menebar kebaikan dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adab-adab Periwayatan Hadits

11 Agustus 2020   12:01 Diperbarui: 13 Agustus 2020   18:19 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adab Muhaddits

Seseorang yang menyibukkan dirinya dengan hadits merupakan antara cara yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan tugas yang paling mulia, maka sepatutnya orang yang terlibat dengannya dan menyebarkannya dikalangan orang ramai menghiaskan diri dengan akhlak-akhlak yang mulia dan penampilan yang elok. Dia mestilah menjadi gambaran yang tepat kepada apa yang diajarkan kepada orang ramai di samping terlebih dahulu mempraktikkannya pada diri sendiri sebelum menyuruh orang lain.

Hal-Hal Utama yang Menjadi Adab Muhaddits

  • Meluruskan niat dan ikhlas, yaitu dengan membersihkan hati dari motif-motif keduniawian seperti mencari kedudukan dan popularitas.
  • Memberi perhatian yang amat besar terhadap penyebarluasan hadits, dan menyampaikan sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dalam rangka meraih pahala yang melimpah.
  • Tidak berbicara hadits di depan orang yang lebih utama daripada dirinya, baik dari sisi usia maupun ilmunya.
  • Menunjukkan orang yang bertanya kepadanya tentang sesuatu hadis yang ada pada ahli hadis yang lain.
  • Tidak menolak diri daripada menyampaikan hadis kepada seseorang karena dia seorang yang tidak ikhlas. Orang itu diharapkan dapat memperbaiki niatnya.
  • Hendaknya seorang muhaddits membentuk majelis untuk mengkaji hadits jika memang memiliki kelayakan untuk mengajarkan hadits.

Menghadiri majelis ilmu
Menghadiri majelis ilmu

Anjuran-anjuran jika hendak menghadiri Majelis

  • Bersuci, merapikan diri, dan menata jenggot.
  • Duduk dengan tentang dan penuh perhatian sebagai penghormatan terhadap hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam.
  • Menghadap kepada seluruh peserta majelis serta tidak menaruh perhatian hanya pada orang-orang tertentu dengan melalaikan peserta yang lain.
  • Membuka dan menutup majelis dengan pujian kepada Allah Ta'ala serta shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam serta berdoa dengan doa sesuai dengan keadaan.
  • Menjauhi perkara yang tidak dapat diterima oleh akal seorang murid atau hadits-hadits yang tidak dipahami oleh mereka.
  • Menutup majlis imla' (membacakan hadits dengan tujuan untuk disalin) dengan cerita-cerita untuk menghiburkan hati dan menghilangkan kejemuan.

Usia Seseorang Sehingga Layak Untuk Menyampaikan Hadits

Dalam hal ini ada perbedaan pendapat :

  • Ada yang berpendapat usia lima puluh tahun. Ada pula yang mengatakan usia empat puluh tahun.
  • Pendapat yang benar adalah ketika seseorang sudah memiliki kemampuan dan sanggup membentuk majelis hadits, berapa pun usianya.

Kitab-kitab yang terkenal

Al-Jami' li Akhlaqi Ar-Rawi wa Adabi As-Sami', karya Khatib Al-Baghdadi.

Jami'u Bayani Al-'Ilmi wa Fadhilihi wa ma Yanbaghi I Rawayatihi wa Hamlihi, karya Ibnu Abdil Bar.

Adab Thalibul Hadits

Adab yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu hadits yaitu berupa adab yang tinggi dan akhlak yang mulia sesuai dengan kemuliaan ilmu yang dicarinya, yaitu Hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Di antara adab-adab tersebut ada yang menyamainya dengan adab muhaddits, dan ada juga yang khusus bagi penuntut ilmu hadits.

  • Meluruskan niat dan ikhlas hanya kepada Allah Ta'ala dalam menuntut ilmu hadits.
  • Bersikap hati-hati terhadap tujuannya menuntut ilmu hadits yang bisa menjerumuskannya pada motivasi keduniawian. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menuntut ilmu yang dianjurkan untuk Allah Ta'ala, dan ia tidak mempelajarinya melainkan untuk meraih keduniawian, maka pada hari Kiamat tidak akan memperoleh harumnya wangi surga." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah)
  • Mengamalkan hadits yang didengarnya.

Adab-adab yang khusus bagi Thalibul Hadits

  • Memohon daripada Allah Swt taufiq, kemudahan, kelurusan dan pertolongan supaya dapat mencatat hadits dan memahaminya.
  • Memberi perhatian sepenuhnya dan mencurahkan segala usaha untuk memperolehi ilmu hadits.
  • Hendaklah memulaikan pengjaian hadits dengan guru-guru di tempatnya yang paling utama dari segi sanad, ilmu dan agama.
  • Menghormati dan memuliakan guru, ini sebagai memuliakan ilmu itu sendiri. Mencari keridhaan guru dan bersabar dengan kekasarannya jika ada.
  •  Menunjukkan faedah-faedah ilmiah yang diperolehinya kepada temanteman dan saudara-saudaranya dalam belajar dan jangan pula disorokkan. Menyorokkan sesuatu faedah ilmiah adalah perbuatqn tercela yang dilakukan oleh pelajar-pelajr yang rendah akhlaknya sedangkan tujuan menuntut ilmu ialah untuk menyebarkannya.
  • Sifat malu dan sombong hendaknya tidak menghalanginya untuk terus mendengar dan mendapatkan ilmu, meskipun berasal dari orang yang lebih muda atau kedudukannya lebih rendah.
  • Berusaha memahami hadits yang telah ditulis. Oleh karena itu, ia harus rela melelahkan dirinya tanpa mengenal waktu.

kitab-kitab Hadits
kitab-kitab Hadits
  • Dalam hal mendengar, mencatat dan memahami haditsnya, hendaklah dia mengutamakan Shahih Bukhari dan Muslim kemudian diikuti Sunan Abu Daud, Jami' at-Tirmidzi dan Sunan An-Nasa'i. Setelah itu Sunan Al-Kubra oleh Baihaqi dan kitab-kitab hadits lain yang diperlukan dalam bentuk masanid dan jamawi' seperti Musnad Ahmad dan Muwatha' Malik. Selain itu, hendaklah dirujuk juga kitab-kitab 'Ilal al-Hadits seperti 'Ilal Daruquthni. Berkenaan ilmu rijal, kitab-kitab seperti al-Tarikh Kabir oleh Imam Bukhari, Jarh wa Ta'dil oleh Ibnu Abi Hatim, disamping kitab Ibnu Makula bagi menentukan sebutan nama-nama perawi. Kitab An-Nihayah pula untuk mengetahui kalimat-kalimat gharib yang terdapat pada hadits.

Daftar Pustaka

Thahan, Mahmud, 2006, Tafsir Musthalah Hadits terjemah, Abu Fuad, Bogor : Pustaka Tariqul Izzah.

Dr. Nuruddin'Itr, 2012, Ulumul Hadits, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun