Mohon tunggu...
Tarra Larasati
Tarra Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Teknobiologi, Prodi Bioteknologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Mahasiswa Bioteknologi 2021

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tempeh Oil, Inovasi Tempe untuk Mencegah Penuaan akibat Sinar UV B

19 November 2022   07:45 Diperbarui: 19 November 2022   08:20 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: depositphotos.com

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, minyak tempe mengandung senyawa PUFA yang dapat memberi pengaruh pada gen yang menyebabkan photoaging. Namun bagaimana mekanismenya? Ekspresi gen penyebab photoaging diatur oleh suatu enzim bernama matrix metalloproteinases (MMPs). MMPs dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu MMP-1, MMP-3, dan MMP-9. Selain itu, ada juga enzim cyclooxygenase-2 (COX-2) dan enzim nitric oxide synthase (iNOS) yang berperan pada proses inflamasi, yaitu suatu reaksi yang menandakan bahwa kekebalan tubuh sedang melawan agen asing, contohnya paparan sinar UV. 

Radiasi sinar UV yang mengenai kulit akan menyebabkan produksi enzim MMP meningkat dengan cara mendorong terbentuknya faktor transkripsi AP-1 yang akan mengaktifkan proses transkripsi untuk membentuk enzim MMP (transkripsi adalah salah satu proses untuk mengekspresikan suatu gen menjadi bentuk protein tertentu, contohnya menjadi enzim MMP ini). MMP-1 (kolagenase 1) berperan dalam mendegradasi kolagen fibrilal tipe I dan III, MMP-3 (stromesilin 1) berperan dalam mendegradasi kolagen fibrilal tipe IV, sedangkan MMP-9 (gelatinase B) merupakan fragmen kolagen yang dihasilkan oleh kolagenase. Enzim MMP, baik MMP-1, MMP-3, maupun MMP-9, bekerja sama untuk mendegradasi kolagen fibrilal yang terdapat pada kulit. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit. Selain itu, radiasi sinar UV juga mengaktifkan enzim COX-2 dan iNOS yang berperan dalam proses inflamasi pada kulit. Paparan sinar UV yang berulang menyebabkan kulit mengalami luka yang perbaikannya tidak sempurna sehingga menimbulkan bekas luka. Bekas luka tersebut timbul sebagai kerutan yang dapat terlihat pada kulit,  yang diidentifikasi sebagai photoaging. 

Bagaimana minyak tempe dapat mencegah photoaging? Kandungan PUFA pada minyak tempe dapat menekan aktivitas faktor transkripsi AP-1. Faktor transkripsi AP-1 berfungsi sebagai aktivator gen MMP. Gen MMP mengekspresikan enzim MMP yang mengatur terjadinya photoaging pada kulit. Jika aktivitas faktor transkripsi AP-1 menurun, maka ekspresi gen MMP juga teregulasi dan terhambat aktivitasnya, sehingga mencegah terjadinya photoaging pada kulit. Penelitian yang dilakukan oleh Subali et al. (2019) menyebutkan bahwa kandungan PUFA yang terdapat pada minyak tempe kedelai hitam dan kedelai putih dapat menurunkan aktivitas gen MMP secara signifikan. Eksperimen yang dilakukan pada pada mencit menunjukkan perbaikan pada kulit mencit yang terkena photoaging setelah diberikan minyak tempe selama 4 minggu. Minyak tempe kedelai hitam dapat menurunkan ekspresi gen MMP lebih signifikan dibandingkan dengan minyak tempe kedelai putih. Hal tersebut dapat terjadi karena kedelai hitam memiliki senyawa antosianin, sedangkan kedelai putih tidak. Senyawa antosianin dapat melindungi kulit dengan cara mencegah kematian sel (apoptosis) yang disebabkan oleh paparan sinar UV. Namun, secara keseluruhan, baik minyak tempe kedelai hitam maupun minyak tempe kedelai putih dapat mencegah penuaan akibat sinar UV secara signifikan.

Kesimpulan

Photoaging atau penuaan merupakan kondisi pada kulit yang disebabkan oleh paparan sinar UV. Namun, photoaging dapat dihindari dengan menggunakan produk nutraceutical yang mengandung senyawa anti photoaging, salah satunya adalah polyunsaturated fatty acid (PUFA) atau asam lemak tak jenuh jamak. Selain ditemukan pada tanaman kacang-kacangan dan ikan laut dalam, PUFA juga dapat ditemukan pada produk tempe. Penelitian yang dilakukan oleh Subali et al. (2019) menunjukkan bahwa kandungan PUFA pada tempe dapat mencegah photoaging melalui perbaikan jaringan oleh sel kulit serta penurunan ekspresi gen photoaging dan inflamasi

Referensi:

  • Brahmanti H, Puspitasari GD. 2022. Peran elastin dalam proses photoaging kulit. Journal of Dermatology Venereology and Aesthetic. 3(1): 40 – 51.
  • Diana FM. 2012. Omega 6. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(1): 26-31.
  • Raharja S, Cahyani D. 2013. Isolasi dan identifikasi monoasilgliserol omega-3 (monoester omega-3). E-Jurnal Agroindustri Indonesia. 2(1): 162-168. 
  • Saini RK, Prasad P, Shang X, Keum YS. 2021. Advances in lipid extraction methods—a review. International Journal of Molecular Sciences. 22(24): 13643.
  • Subali D, Lay BW, Yanti. 2019. Down-regulation of genes related to photoaging and inflammation in UVB-irradiated mice premature skin photoaging by linoleic acid-rich tempeh oil. Food Research. 3(6): 768-776.
  • Ulmer CZ, Jones CM, Yost RA, Garret TJ, Bowden JA. 2018. Optimization of folch, bligh-dyer, and matyash sample-to-extraction solvent ratios for human plasma-based lipidomics studies. Analytica Chemica Acta. 1037: 351-357. DOI: 10.1016/j.aca.2018.08.004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun