Mohon tunggu...
Taris Auliya Anas
Taris Auliya Anas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Sosiologi FIS-H UNM Angk. 19

Heal, learn, grow, love.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cara Komunikasi dengan Disabilitas

18 Mei 2022   06:07 Diperbarui: 18 Mei 2022   06:15 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi merupakan suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya secara langsung maupun secara tidak langsung. Komunikasi mencakup komunikasi verbal (lisan), non verbal/isyarat (bahasa tubuh, gerak tubuh, dan ekspresi wajah), tertulis (buku, pamflet, blog, surat, memo, dan lainnya), dan visual (foto, seni, gambar, sketsa, bagan, dan grafik untuk menyampaikan informasi.

Dalam komunikasi, pemberi pesan disebut komunikator dan penerima pesan disebut komunikan. Komunikasi bertujuan untuk bertukar informasi dan penyampaian makna yang mengubah sikap, pendapat, perilaku, dan sosial. Oleh karena itu, komunikasi dikatakan berhasil jika komunikan menerima dan memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan memberikan reaksi terhadap pesan tersebut.

Komunikasi ialah salah satu aktivitas yang tidak dapat dihindari oleh masyarakat tanpa terkecuali. Sebab komunikasi merupakan kunci dari interaksi sosial pada masyarakat. Sebuah interaksi akan terjadi jika ada komunikasi yang terjadi pada masyarakat.

Perlu kita pahami bahwa berbeda komunikan maka gaya atau cara kita berkomunikasi juga akan berbeda. Cara kita berkomunikasi dengan teman sebaya pasti akan berbeda dengan cara kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Kita cenderung lebih sopan dan santun saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dibandingkan teman yang usianya sebaya dengan kita. \

Kemudian jika berkomunikasi dengan atasan di kantor atau mitra kerja, kita cendrung menggunakan bahasa dan gestur tubuh yang formal. Lantas bagaimana cara kita berkomunikasi dengan penyandang disabilitas?

Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitasn untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Ada beberapa jenis disabilitas yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya, ialah gangguan penglihatan, tuli atau sulit mendengar, kondisi kesehatan mental, disabilitas intelektual, cedera otak setelah lahir, gangguan spektrum autisme, dan disabilitas fisik.

Mengalami disabilitas dan mengerti akan disabilitas adalah dua hal yang berbeda. Berkomunikasi dengan penyandang disabilitas bukan berarti kita harus mengalami disabilitas, melainkan kita harus mengerti akan disabilitas itu sendiri. Kita perlu benar-benar mengerti disabilitas agar bisa berkomunikasi dengan menyandang disabilitas.

Saat berkomunkasi dengan penyandang tuli misalnya, kita perlu menggunakan bahasa isyarat dan ekspresi atau mimik wajah yang jelas untuk berkomunikasi dengan penyandang tuli agar pesan yang kita sampaikan bisa tersampaikan dengan baik. 

Sebab penyandang tuli tidak bisa mendengar suara kita, maka bahasa tubuh dan ekpresi wajah akan sangat membantu kita dalam berkomunikasi dengan para penyandang tuli.

Berbeda dengan penyandang tuli,  saat berkomunikasi dengan penyandang disabilitas lainnya, seperti tuna netra perlu ada suara yang jelas dan intonasi yang jelas juga saat kita berkomunikasi dengan mereka agar komunikasi kita bisa tersampaikan. 

Sebab tuna netra tidak bisa melihat ekpresi wajah dan bahasa tubuh kita, maka suara dan intonasi yang jelas menjadi kunci dalam berkomunikasi dengan penyandang tuna netra. Melakukan interaksi dan komunikasi dengan penyandang disabilitas bukan merupakan aktivitas yang sulit. Kita hanya perlu memahami mereka dan mengerti apa yang harus kita lakukan agar komunikasi berjalan dengan baik.

Sementara itu, cara berkomunikasi dengan penyandang autisme ialah dengan menyebut namanya saat ingin berkomunikasi. Kemudian kita perlu membahas topik secara spesifik dan jelas. Saat berkomunikasi dengan penyandang autisme, kita perlu mengurangi kebisiungan dan sentuhan juga melakukan kontak mata secukupnya karena komunikan kita akan merasa tidak nyaman. Kita perlu menggunakan bahasa dan ekspresi yang lembut.

Seseorang bisa mengerti tentang disabilitas jika kita banyak melakukan interaksi dengan penyandang disabilitas. Untuk mengerti akan disabilitas, kita harus membangun kedekatan dengan penyandang disabilitas itu sendiri. lalu bagaimana cara kita membangun kedekatan dengan penyandang disabilitas? 

Semakin kita banyak berteman dengan penyandang disabilitas dan semakin sering kita berinteraksi dengan penyandang disabilitas, maka semakin mudah kita menjalin kedekatan dengan mereka. Semakin dekat hubungan kita dengan mereka, akan semakin mudah kita berkomunikasi dengan mereka.

Perbedaan bukan alasan yang dapat menghambat kita dalam berkomunikasi, melainkan dengan perbedaan yang ada membuat komunikasi antar sesama kita semakin beragam dan bervariasi. Cakupan komunikasi kita juga akan semakin luas karena adanya perbedaan. 

Non disabilitas maupun disabilitas, kita tetap bisa melakukan komunikasi yang baik dengan cara yang tentu sedikit berbeda, karena kita semua merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dan interaksi untuk bertahan hidup.

Manusia memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda, namun walaupun berbeda-beda penampakannya setiap orang tanpa terkecuali memiliki keagungan insani. Keagungan insani inilah yang perlu kita bangkitkan, perlu kita kembangkan, jagan kita sembunyikan 

karena di balik tubuh yang rapuh ini yang mungkin tidak sempurna, keagungan insani inilah yang akan membentuk masa depan kita yang akan menjadikan kehidupan kita semua sebagai makhluk yang saling terkoneksi di bumi ini lebih baik.

 Komunikasi yang baik akan membantu kita untuk saling terkoneksi satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun