Oleh: Hidayatul Livia Nirmala
Indonesia memang sedang mengalami satu dari ribuan tikungan. Satu kelokan yang kalau melihat penampakan gejalanya akan sangat tajam. Berisi persimpangan yang lagi-lagi melibatkan sentiment agama dan kebangsaa.Â
Zaman peperangan memang sudah berakhir, kini manusia dapat hidup dengan bebas dan aman dari ancaman perbudakan dan kejahatan. Namun, tidak semudah itu, ambisi sekelompok orang menguasai kelompok lain masih belum berakhir.
Dulu kolonialisme dilakukan dengan biadab, kini kolonialisme tampil lebih biadab.
Dulu, bangsa ini bersatu membela negara, kini pemuda bangsa saling bersaing di social media.
Dulu, generasi muda mengejar apresiasi dalam prestasi, kini generasi muda mengejar apresiasi dalam eksisitensi
Sama halnya saat masa penjajahan, nusantara melahirkan pahlawan-pahlawan yang betebaran dari sabang sampai merauke. Melahirkan ulama'-ulama' yang bemartabat serta dihormati masyarakat.Â
Sementara di zaman sekarang, koruptor-koruptor merata diseluruh nusantara, melahirkan ulama'-ulama' yang kehilangan martabat akibat tahta dan harta. Disinilah,peran penting generasi muda sebagai aset penerus bangsa. Di tangan pemudalah kelak kemajuan bangsa dipertaruhkan.
Namun, jika kita tengok bagaimana kondisi generasi muda masa kini yang senantiasa berikap abai dan apatis terhadap budaya tradisional dan memilih kemoderenan, pakaian kurang bahan, k-pop, drakor dan lain sebagainya.Â
Ya, iniah generasi masa kini yang kian disebut generasi milenial, generasi melek teknologi, memiliki kemampuan multi tasking, namun, mengalami penurunan sosial, hingga degradasi moral. Kiranya Dilan dan Milea lebih mereka kenal dari pada Zainuddin dan Hayati.
Teknologi memang nampak banyak memiliki keuntungan, tapi bukan berarti bebas dari ancaman. Seperti sebilah pisau jika digunakan dengan baik, ia akan bermanfaat. Tapi sebaliknya, jika tidak dipergunakan dengan baik justru akan melukai tuannya.Â
Dan adanya masyarakat yang kekinian menunjukkan kondisi positif dengan lahirnya masyarakat yang peka terhadap perubahan menjadi sok update, bergaya ala artis barat, korea, hingga bepeilaku dengan cara yang baru.
Disinilah area dengan bebagai pesona kebaikan dan keburukanpun tak luput mengiringinya. Menjadi generasi muda masa kini tidak cukup bermodal kekinian. Karena di era inilah merupakan era bagi mereka yang jago membaca keadaan, cedas mengambil peluang, namun tetap tegar menghalau ancaman.Â