Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

TM-NEC | Di Balik Sebuah Kisah - True Story

24 Oktober 2020   19:49 Diperbarui: 25 Oktober 2020   07:54 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb : Pamarta Nusantara

"Pak mau kemana?" Tanya pak Ali sambil menjabat tangan Pak Ahmad.

"Saya mau ke kantor yayasan pak,Oh iya tadi saat saya kearah sini saya melihat seorang murid yang memakai tas warna merah yang sedang berdiri dibaris sebelah utara dia keponakan saya pak." Sahut Pak Ahmad.

"Oh yang itu ya pak ya..ya..ya.." Kata Pak Ali.

"YA sudah pak sya permisi dulu." Sahut Pak Ahmad sekali lagi.

Sejak kejadian itulah guru-guru kemudian mengenalku terutama dibagian tim tatib.

                Ketika aku memasuki tahun kedua ku disekolah ini. Kebiasanku yang kurang bai tersebut sulit dihilangkan,dimana aku sering terlambat menuju sekolah. Saat itu aku terlambat lagi dan sanksi yang kuterima semakin berat. Sampai-sampai aku dipanggil kekantor dan diberi surat penyataan yang didalmnya tertera sanksi apabila melanggarnya lagi maka diperkenankan untuk megundurkan diri darisekolah. Pada saat itu tim tatibnya Pak Ali dan Pak Nur. Saat Pak Ali melihatku terlambat untuk kebeberapa kalinnya,Pak Ali meminta Pak Nur Untuk memberiku surat pernyataan. Pak Ali bilang kepadakau bahwasannya apabila saya telat sekali lagi saya akan dipindahkan ke salah satu sekolah swasta yang tidak jauh dari Madrasah Aliyah ini.

Aku pun mengikuti langkah Pak Nur menuju kantor untuk mengambilkan surat pernyatannya.

"Tolong isi surat pernyatan ini, apabila kamu melanggarnya lagi maka sanksi yang ada disurat ini akan berlaku," ucap Pak Nur sambil menyerahkan surat tersebut kepadaku. Dengan berat hati aku menerima surat itu dan mulai mengisi durat tersebut. Tak terasa air mata mengalir deras di pipiku.  Lalu aku disuruh membeli materai 6000 untuk ditempelkan di surat itu dan meminta tanda tangan Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Orangtua/Wali saya. Pak Nur menyuruhku menemui Bu Ifa (istri Pak Ahmad) selaku wali saya di sekolah untuk bertanda tangan di atas materai tersebut. Namun Bu Ifa tidak mau, karena apabila Bu Ifa yang bertandatangan nanti orangtua saya tidak mengetahui bahwasannya saya sering telat. Selain dihadapkan Bu Ifa, Pak Nur memanggil wali kelasku, Bu Nurul. Setelah Bu Nurul datang saya meminta tanda tangan ke Bu Nurul dan masih dalam keadaan menangis. Setelah aku mendapat tanda tangan Bu Nurul, aku kembali ke kelas.

Sepulang sekolah aku tak memberikan surat itu ke orang tuaku. Karena aku tau, orangtuaku pasti marah besar kepadaku. Lalu aku bertekad dalam hatiku bahwa aku harus berubah, aku gak boleh seperti ini terus-terusan. Dan disitulah aku mengawali hariku yang baru. Dengan mengubah kebiasaan burukku menjadi lebih baik. Salah satunya, datang lebih awal dibanding teman-teman yang biasanya langganan datang pagi.

Di suatu hari aku pergi ke kantin dan pada saat itu juga aku bertemu dengan Pak Nur

"Eh, Winda!" Sapa Pak Nur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun