"Pak mau kemana?" Tanya pak Ali sambil menjabat tangan Pak Ahmad.
"Saya mau ke kantor yayasan pak,Oh iya tadi saat saya kearah sini saya melihat seorang murid yang memakai tas warna merah yang sedang berdiri dibaris sebelah utara dia keponakan saya pak." Sahut Pak Ahmad.
"Oh yang itu ya pak ya..ya..ya.." Kata Pak Ali.
"YA sudah pak sya permisi dulu." Sahut Pak Ahmad sekali lagi.
Sejak kejadian itulah guru-guru kemudian mengenalku terutama dibagian tim tatib.
        Ketika aku memasuki tahun kedua ku disekolah ini. Kebiasanku yang kurang bai tersebut sulit dihilangkan,dimana aku sering terlambat menuju sekolah. Saat itu aku terlambat lagi dan sanksi yang kuterima semakin berat. Sampai-sampai aku dipanggil kekantor dan diberi surat penyataan yang didalmnya tertera sanksi apabila melanggarnya lagi maka diperkenankan untuk megundurkan diri darisekolah. Pada saat itu tim tatibnya Pak Ali dan Pak Nur. Saat Pak Ali melihatku terlambat untuk kebeberapa kalinnya,Pak Ali meminta Pak Nur Untuk memberiku surat pernyataan. Pak Ali bilang kepadakau bahwasannya apabila saya telat sekali lagi saya akan dipindahkan ke salah satu sekolah swasta yang tidak jauh dari Madrasah Aliyah ini.
Aku pun mengikuti langkah Pak Nur menuju kantor untuk mengambilkan surat pernyatannya.
"Tolong isi surat pernyatan ini, apabila kamu melanggarnya lagi maka sanksi yang ada disurat ini akan berlaku," ucap Pak Nur sambil menyerahkan surat tersebut kepadaku. Dengan berat hati aku menerima surat itu dan mulai mengisi durat tersebut. Tak terasa air mata mengalir deras di pipiku. Â Lalu aku disuruh membeli materai 6000 untuk ditempelkan di surat itu dan meminta tanda tangan Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Orangtua/Wali saya. Pak Nur menyuruhku menemui Bu Ifa (istri Pak Ahmad) selaku wali saya di sekolah untuk bertanda tangan di atas materai tersebut. Namun Bu Ifa tidak mau, karena apabila Bu Ifa yang bertandatangan nanti orangtua saya tidak mengetahui bahwasannya saya sering telat. Selain dihadapkan Bu Ifa, Pak Nur memanggil wali kelasku, Bu Nurul. Setelah Bu Nurul datang saya meminta tanda tangan ke Bu Nurul dan masih dalam keadaan menangis. Setelah aku mendapat tanda tangan Bu Nurul, aku kembali ke kelas.
Sepulang sekolah aku tak memberikan surat itu ke orang tuaku. Karena aku tau, orangtuaku pasti marah besar kepadaku. Lalu aku bertekad dalam hatiku bahwa aku harus berubah, aku gak boleh seperti ini terus-terusan. Dan disitulah aku mengawali hariku yang baru. Dengan mengubah kebiasaan burukku menjadi lebih baik. Salah satunya, datang lebih awal dibanding teman-teman yang biasanya langganan datang pagi.
Di suatu hari aku pergi ke kantin dan pada saat itu juga aku bertemu dengan Pak Nur
"Eh, Winda!" Sapa Pak Nur