Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

TM-NEC | Aksara Tua Kukila

14 Agustus 2019   11:39 Diperbarui: 14 Agustus 2019   11:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar ilustrasi dari Pixabay.com

Katakan saja, di seperempat hari, surau justru menutup diri
Bilik-bilik yang katanya membudaya tiap senja, "Anak-anak masuk rumah ayo", semisal suara ibu dengan raut cemas mencari anaknya,
Tiada lagi diperdengarkan di peradaban saat ini.

Para orang tua makin gigih mengais gizi
Katanya, "harus kuat dong, buat jagain Putri"
Selebihnya alibi yang bertahta pada tradisi
Semakin hari, semakin tak tahu diri
Peduli "Nak udah makan belum?", rasanya sia-sia saja mulut ini


Lain hal dengan siang hari
Tribun depan rumah, mengobrol sepanjang lensa dan telinga
Lelah sedikit, para suami jadi bahan ledekan sana-sini
"Eh tau ngga jeng, laki gue suka ngorok",
"Waaaduuhh..." sahut menyahut dengan cengar-cengir, lupa saja siapkan makanan untuk petang nanti.


"Ah aku males dirumah, mending main aja yuk", cakap anak-anak sepulang mempelajari materi.
Semakin lama bermain, semakin giat dalam kiat mencoba di luar naluri.
Bocah Berumur 8 Tahun, Mencuri Rokok di Warung Dekat Bus Mini, begitu beritanya keesokan hari.

Kukila bertandang, usah bertanya perihal peduli, tentang "mengapa bisa begini" saja, enggan dipersoalkan lagi

Para anak semakin liar, orang tua ngobrol begitu santai
Lupa saja, mental anak butuh kendali

Di kelanjutan hari, "Siswa Kelas 2 SD Konsumsi Narkoba", berujar berita di TV.

Aroma rumah mulai bertebaran piring, gelas, sampai panci
Para suami "Kamu gimana ga becus jaga anak", dengan kepalan tangan menghantam sanubari.

Para anak kehilangan sekolah, selebihnya bentuk peduli
Setiap kali muncul tanya, "Besar nanti mau jadi apa?",
"Saya dokter, saya guru, saya penjaga halte",
Usah ditanya lagi saat ini, selain atribut lengkap rokok dan kopi di usia dini

Para pemuda dan pemudi
Mulai beringas semakin menjadi
Antar teman saling mengkriminalkan diri
Katanya, "asik juga jadi orang dewasa"
Selebihnya "nanti sore mau nyuri rokok dimana?"

Kejadian ini tentu berulang kali terjadi
Ego diri kuasai orang tua, anak berantakan tiada yang peduli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun